Liputan6.com, Jakarta - Pekerjaan menjadi seorang petugas keamanan memang identik dengan kaum pria. Namun bukan berarti wanita tak bisa mengerjakan pekerjaan ini. Di bandara Eduard osok, Sorong, Papua Barat, Anike Marini adalah salah satunya.
Wanita yang menjadi petugas keamanan bandara atau aviation security (Avsec) memang lumrah di bandara-bandara lainnya. Tapi bandara Domine Eduard Osok masih kekurangan personil Avsec. Termasuk untuk golongan wanita.
Saat ini, Avsec yang bertugas di bandara tersebut berjumlah 39 orang. Dari jumlah tersebut, petugas wanita hanya 7 orang.
Advertisement
Baca Juga
"Kita masih kekurangan personil avsec. Kadang kita sangat pusing mengaturnya karena petugas yang terbatas. Kita juga kerja full time karena kekurangan personil," ujar dia saat berbincang di Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat, Kamis (21/4/2016).
Dia coba mengingat suka dan duka yang ia telan selama bekerja menjadi petugas Avsec ini, juga pengalaman yang ia alami. Termasuk saat ada penumpang yang enggan diperiksa saat memasuki counter check in. Tak jarang juga ia kena semprot penumpang. Wanita 33 tahun ini juga harus membanting tulang mulai pukul 04.30 hingga 15.00.
Tak ada pergantian shift," tuturnya seraya bercerita jika dia sudah bekerja di tempat itu selama 6 tahun.
Meski bekerja di lingkungan yang mayoritas laki-laki, Anike tak patah semangat. Dia mengaku bangga jadi petugas Avsec wanita. Dia juga menjunjung tinggi semangat emansipasi wanita seperti halnya pahlawan nasional Raden Ajeng Kartini.
"Saya sangat bangga dan menikmati pekerjaan ini. Di sini suasananya baik, dan kesehariannya pun menyenangkan," kata dia.