Operator Tol Semarang-Solo Siapkan Rp 500 Miliar Buat Ganti Rugi

Trans Marga Jateng telah menyiapkan anggaran pembebasan lahan untuk jalan tol Semarang-Solo Seksi 3, 4, dan 5.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Apr 2016, 10:30 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2016, 10:30 WIB
Penampakan Jalan Tol Bawen-Salatiga. (Foto: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)
Penampakan Jalan Tol Bawen-Salatiga. (Foto: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dari lima Seksi jalan tol Semarang-Solo, ada tiga Seksi yang masih dalam proses pembebasan lahan. PT Trans Marga Jateng (TMJ) ‎telah menyiapkan anggaran Rp 500 miliar untuk pengadaan lahan dan strategi pembayaran kompensasi bagi lahan milik desa (Tanah Kas Desa).

Direktur Teknik dan Operasi Trans Marga Jateng Arie Irianto menjelaskan, tiga Seksi itu antara lain, Seksi 3 Ruas Bawen-Salatiga sepanjang 17,5 Kilometer (km), Seksi 4 Ruas Salatiga-Boyolali dengan panjang tol 24,4 km dan Ruas tol Boyolali-Solo di Seksi 5 sepanjang 7,64 km.

"Proses pembebasan tanah ruasBawen-Salatiga sudah 92,7 persen walaupun belum ada kemajuan lagi sejak 31 Desember lalu sampai saat ini. Sedangkan, Seksi 4 kemajuan pembebasanlahannya sudah 36,46 persen dan Seksi V sebesar 43,92 persen," ujarnya saat ditemui di Desa Delik, KabupatenSemarang, Jawa Tengah,speerti ditulis, Rabu (27/4/2016).

Di ruas jalan tol Bawen-Salatiga, masih tersisa beberapa lahan milik desa (Tanah Kas Desa) dan lahan milik Warga Terkena ‎Proyek (WTP) sempat terhenti akibat adanya peralihan peraturan sejak 1 Januari 2016 yang menggunakan UU tentang Pengadaan Tanah yang baru, yakni UU Nomor 2 Tahun 2012 agar ruas Bawen-Salatiga dapat difungsikan sementara melayani arus mudik dan balik Lebaran.

"Janji pemerintah lahan Bawean-Salatiga clean and clear pada April 2016 walaupun molor dari komitmen awal yakni Oktober 2015. Karena Bawen-Salatiga ditargetkan beroperasi sementara saat Lebaran ini," tegas Arie.

Lebih jauh dijelaskannya, perusahaan masih mempunyai waktu dua bulan untuk menyelesaikan persoalan TKD. TMJ akan memberikan kompensasi atau mengganti produksi hasil pertanian dan perkebunan dari para petani.

"kalau tanah atau sawah produktif kena jalan tol, tergusur dan tidak produksi lagi, maka kita ganti produksi yang hilang itu sampai nanti tanahnya diganti pemerintah. Jadi ganti hasil produksinya yang terkena dampak penggusuran tanah atau sawah, tapi tanahnya pemerintah yang ganti," terangnya.

Saat ini, Arie mengaku, perusahaan telah membayarkan kompensasi hasil produksi tanah atau sawah yang tergusur untuk kebutuhan jalan tol selama dua musim.

"Kita tidak bisa menunggu pembayaran pemerintah, jika tidak, konstruksi bisa terhambat karena sekarang masih 35 persen untuk Bawen-Salatiga. Jadi kita sewa dulu (lahan)," papar Arie.

Anggaran Rp 500 Miliar

Trans Marga Jateng mengaku telah menyiapkan anggaran pembebasan lahan untuk jalan tol Semarang-Solo Seksi 3, 4, dan 5. Perusahaan, diakui Arie, sudah menandatangani amandemen dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) supaya dana talangan pembebasan lahan berasal dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

"Kita siapkan Rp 500 miliar untuk pembebasan lahan Seksi 3, 4, dan 5. Itu pinjaman dari pemegang saham melalui PT SMI dan nanti dana talangan itu akan diganti oleh pemerintah. Uang itu juga digunakan untuk membebaskan sisa lahan yang kurang 7,3 persen di Bawen-Salatiga senilai Rp 50 miliar," ujarnya.

Arie berharap, jalan tol Semarang-Solo semua Seksi akan selesai masa konstruksi pada akhir 2017 dan beroperasi penuh di awal 2018. (Fik/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya