Menkeu Bambang Curhat soal Ego Sektoral di Tubuh Kemenkeu

Bambang menyatakan ego sektor ini kini sudah tidak ada lagi

oleh Septian Deny diperbarui 25 Mei 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2016, 18:00 WIB
20160217-Bahas Ekonomi 2016, Badan Anggaran DPR Panggil Menkeu Bambang-Jakarta
Menkeu Bambang Brodjonegoro ketika mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (17/2). Rapat tersebut membahas situasi perekonomian 2015 dan proyeksi perekonomian pada 2016. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ego sektor tidak hanya terjadi antar kementerian dan lembaga (K/L). Ego sektoral semacam ini rupanya terjadi pada instansi yang berada dalam satu kementerian.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro saat memberi sambutan ‎dalam pencanangan nilai dan budaya kerja Integritas, Profesional, Inovatif, Produktif dan Kompetitif di Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Rabu (25/5/2016).

Bambang mengungkapkan, sama dengan yang diterapkan di Kemenperin, ‎Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pun menerapkan nilai dan budaya kerja yang hampir sama. Namun pada awal masa jabatannya, ada salah satu hal yang mengganjal penerapan budaya kerja ini, yaitu soal ego sektoral antar direktorat di bawahnya.

Dia menyatakan, di Kemenkeu, dirinya harus memimpin dua direktorat yang mandiri dan sama-sama besar, yaitu Direktorat Jendera‎l Pajak (DJP) dan Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC). Dia mengakui sangat sulit untuk mensinergikan kedua direktorat tersebut dalam satu atap.

"Bisa dibayangkan sulitnya menyatukan ego sektoral ini. DJP sekarang memiliki 34 ribu pegawai. Sedangkan DJBC ada 18 ribu pegawai. Ini totalnya 50 ribu pegawai. Belum lagi melihat sejarah organisasi masing-masing yang sudah mapan. Ini yang membuat sinergi di Kementerian Keuangan menjadi sulit," ujar dia .

Namun demikian, Bambang menyatakan ego sektor ini kini sudah tidak ada lagi. Bahkan dirinya mengaku bangga dapat memimpin kedua direktorat jenderal tersebut.

Sebagai contoh, untuk DJBC, Bambang menyatakan ‎dirinya bangga karena memiliki petugas yang bersifat semi militer. Hal ini lantaran tugas DJBC yang menjaga garis batas wilayah Indonesia guna mengantisipasi keluar-masuknya barang-barang ilegal.

"Mereka sifatnya setengah militer. Mulai dari latihannya militer, fasilitas militer, sehingga punya kebanggaan korps yang luar biasa. Hasilnya, kita dapat benefit besar dengan adanya Bea Cukai. Kedisiplinan dan kemampuan berbagai aksi sudah mereka lakukan," kata dia.

Selain itu, lanjut Bambang, DJP dan DJBC juga‎ juga memberikan kontribusi yang besar terhadap penerimaan negara selama ini. Oleh karena itu, nilai dan budaya kerja di kedua direktorat tersebut patut dipertahankan dan ditingkatkan.

"Kadang saya juga bangga, kita (Kemenkeu) punya kapal, anjing pelacak, senjata, karena Bea Cukai. Itu yang kemudian memicu kita mencoba meningkatkan level nilai dan budaya kerja ‎di Kementerian Keuangan," tandas dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya