Liputan6.com, Jakarta - Bandara Srilanka’s Mattala Rajapaksa International Airport (HRI) merupakan salah satu bandara internasional milik pemerintah Sri Lanka. Namun berbeda dengan bandara internasional pada umumnya yang disibukkan dengan banyak penerbangan, bandara ini justru sangatlah sepi.
Melansir laman Forbes, Rabu (1/6/2016), Bandara yang terletak di daerah selatan Srilanka ini hanya melayani beberapa penerbangan saja. Ternyata hal ini disebabkan karena bandara internasional ini terletak di tengah hutan.
Baca Juga
Banyak turis dan orang yang memutuskan pergi kesana hanya untuk melihat hutan liar yang memiliki pemandangan indah di sekeliling bandara.
Advertisement
Sri Lanka’s Mattala Rajapaksa International Airport (HRI) berlokasi di area hutan yang berjarak 250 km dari kota Colombo. Bandara tersebut memiliki luas yang cukup besar yaitu 12 ribu meter persegi.
Selain itu bandara ini juga memiliki 12 konter check-in, dua gerbang dan landasan pacu pesawat yang cukup panjang untuk mengakomodir pesawat komersil ukuran besar. Bandara ini juga mampu menumpang kapasitas penumpang hingga satu juta penumpang setiap tahunnya.
Alasan dibalik sepinya bandara internasional ini cukup pelik. Sebelumnya, Sri Lanka’s Mattala Rajapaksa International Airport dibuat untuk menampung pengunjung ke kota Colombo, Srilanka yang melonjak.
Akhirnya pemerintah Srilanka pun memutuskan untuk membangun bandara baru untuk menanggulangi permasalahan ini. Dengan biaya US$ 209 juta bandara ini ini pun dibangun.
Namun ternyata harapan dari pemerintah Srilanka tersebut sulit untuk diwujudkan. Pada awal dibuka pada Maret 2013, bandara ini mampu menampung penumpang hingga tujuh penerbangan per hari. Pada awal pembukaan, bandara ini mampu menampung hingga 3.000 penerbangan dan 21 ribu penumpang.
Akan tetapi karena situasi ekonomi dan politik di Srilanka yang tidak stabil, banyak penerbangan rute bandara tersebut yang harus dibatalkan.
Alhasil kini bandara tersebut kurang berfungsi dengan maksimal. Banyak terminal bandara tersebut yang akhirnya dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti tempat menaruh pesawat tidak terpakai hingga tempat menaruh hasil panen.
Manajer dari bandara tersebut mengungkapkan harus memotong jumlah pegawai karena hanya ada 10 hingga 20 penumpang yang berkunjung setiap harinya. (Vna/Ahm)