Pendanaan Cair, PLTU Terbesar se-ASEAN Segera Dibangun

PLTU Batang ‎akan segera terealisasi dengan dilakukannya penandatanganan pencairan uang untuk modal pembangunan proyek tersebut.

oleh Pebrianto Eko WicaksonoFiki Ariyanti diperbarui 08 Jun 2016, 13:47 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2016, 13:47 WIB
2016, Krisis Listrik Ancam Jawa-Bali
Kelima pembangkit tersebut yaitu PLTU Sumsel 8 2x600 MW, PLTU Sumsel 9 2x600 MW, PLTU Sumsel 10 1x600 MW, PLTU Batang 2x1.000 MW, dan PLTU Indramayu 1x1.000 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang ‎akan segera terealisasi dengan dilakukannya penandatanganan pencairan uang untuk modal pembangunan proyek tersebut (financial close). Financial close rencananya dilakukan besok, Kamis, 9 Juni 2016.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, jika tidak ada halangan pe‎nyelesaian proyek PLTU Batang yang merupakan terbesar se-Asia Tenggara ini diperkirakan memakan waktu 36 bulan atau tiga tahun.

‎"Mudah-mudahan 36 bulan ke depan konstruksi bisa selesai," kata Sudirman, di Kantor Kordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (8/6/2016).

Awalnya penandatanganan financial close proyek tersebut bakal dilakukan hari ini bersamaan dengan lima proyek strategis dan prioritas nasional dengan skema kerja sama pemerintah serta badan usaha (KPBU) lainnya. Namun, acara ini diundur hingga besok.

Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Lukita Dinarsyah Tuwo, ‎mengambil alih panggung acara untuk mengumumkan sesuatu hal.

"Presiden memutuskan acara hari ini financial closing (penuntasan pendanaaan) hendaknya dilaksanakan besok di Istana Negara. Proyek ini sangat penting karena skema proyek tersebut menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah Swasta (KPS) dan sudah lama diharapkan. Jadi Presiden berkenan menyaksikan penandatanganan ini," katanya.

Lukita belum memberikan kepastian waktu acara penandatanganan financial close PLTU Batang dan lima proyek jalan tol tersebut. "Besok saya akan informasikan jam berapa acara penandatanganan di Istana karena betapa pentingnya enam proyek pembangunan infrastruktur ini," ucapnya.

Proyek PLTU Batang 2x1.000 Megawatt (Mw) dengan nilai investasi sekitar US$ 4 miliar atau sekitar Rp 52 triliun mendapatkan kucuran dana dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan beberapa sindikasi perbankan komersial internasional kepada PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku Badan Usaha.

"Dengan tercapainya financial close ini, maka proyek PLTU ini dapat segera melanjutkan pembangunan untuk mencapat target penyelesaian," kata‎ Menteri Kordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

5 Ruas Tol

Dalam acara tersebut diagendakan pula penandatanganan perjanjian pengusahaan lima proyek ruas tol, antara lain jalan Tol Manado-Bitung terbentang sepanjang 39 kilometer (km), Balikpapan-Samarinda 99 km, Pandaan-Malang 38 km, Serpong-Balaraja 30 km, dan Terbanggi Besar Pematang Panggang Kayu Agung 185 km. Total nilai keseluruhan proyek mencapai Rp 49 triliun.

Direktur Utama PT PII Sinthya Roesly menjelaskan, dengan penjaminan pemerintah melalui PT PII, kepastian pendanaan proyek dari partisipasi swasta dapat lebih meningkat, sehingga pemerintah dapat mewujudkan penyediaan infrastruktur yang tidak hanya mengandalkan anggaran pemerintah yang terbatas

"Sebanyak tiga dari lima ruas jalan tol mendapatkan penjaminan dari PII, yakni ruas Manado-Bitung, Balikpapan-Samarinda, dan Tol Pandaan-Malang," kata dia.

Komitmen ini merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015, terdapat 19 sektor infrastruktur ekonomi dan infrastruktur sosial yang dapat dikerjasamakan dan dapat diberikan penjaminan, antara lain sektor listrik dan jalan.

PT PII sebagai satu-satunya Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur (BUPI) dan single window policy penyediaan penjaminan pemerintah di bawah pembinaan Kementerian Keuangan, telah memberikan persetujuan penjaminan untuk empat sektor infrastruktur, yaitu sektor listrik, air minum, jalan tol dan komunikasi informasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya