BI Perlu Tingkatkan Kewaspadaan Atasi Maraknya Uang Palsu

Direktur Indef Enny Sri Hartati menuturkan, layanan mesin pendeteksi uang palsu harus lebih diperbanyak.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Jun 2016, 12:20 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2016, 12:20 WIB
20151207-Rilis Uang Palsu-Jakarta- Yoppy Renato
Bareskrim Polri merilis uang palsu yang didapat dari berbagai daerah sepanjang November 2015, Jakarta, Senin (7/12/2015). Ratusan lembar uang palsu tersebut diduga akan disebar dalam pilkada serentak (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Banyak kasus penemuan uang palsu yang ditemui dalam beberapa hari belakangan, baik dalam jumlah kecil maupun besar. Maraknya peredaran uang palsu ini dinilai harus menjadi perhatian Bank Indonesia sebagai otoritas peredaran uang.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati‎ mengungkapkan BI harus meningkatkan kewaspadaannya dengan cara terus melakukan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat.

"Sosialisasi itu tetap harus terus dilakukan, tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan layanan mesin pendeteksi uang palsu," kata Enny saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (10/6/2016).


Eni menuturkan, layanan mesin pendeteksi uang palsu harus lebih diperbanyak. Tidak hanya di toko-toko tertentu melainkan juga harus ada di tempat-tempat umum.

Eni berpendapat, setiap mesin ATM alangkah lebih baiknya jika ada alat pendeteksi uang palsu. Tak hanya melalui pengedar, saat ini penyebaran uang palsu sudah melalui mesin-mesin ATM.

"Jadi di tempat umum ada mesin itu, jadi masyarakat bisa lebih mudah mendeteksi. Prinsip 3D itu udah ketinggalan, para pelaku pencetak uang palsu sekarang sudah leb‎ih canggih," kata Enny.

Selain itu, Bank Indonesia harus mempermudah masyarakat yang menjadi korban uang palsu untuk melaporkan hasil temuannya. "Selama ini masyarakat justru takut melapor, karena kebanyakan justru korban yang disalahkan, karena kurang hati-hati atau apalah," ujar dia. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya