Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus berupaya melakukan stabilisasi harga daging sapi sesuai instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp 80 ribu per Kilogram (kg). Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan, harga daging sapi beku telah dijual Rp 80 ribu per kg di sejumlah pasar, sementara harga daging sapi segar sudah turun Rp 20 ribu per kg.
Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman mengungkapkan, pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah (pemda), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta 10 perusahaan swasta sukses menjual daging sapi beku seharga Rp 80 ribu per kg.
“Sekarang daging sudah dijual pada harga Rp 80 ribu per kg. Ini sebuah prestasi, padahal baru mulai seminggu. Kita gelontorkan 9.000 ton daging beku atau setara dengan 52.900 ekor sapi,” ucap dia saat Sidak di Pasar Minggu, Jakarta, Minggu (26/6/2016).
Menurut Amran, pemerintah sudah menjual daging sapi murah seharga Rp 80 ribu per kg sampai ke pasar-pasar tradisional. Dengan begitu, harga yang dipatok tersebut bukan hanya berlaku di Pasar Minggu, tapi juga 18 pasar di Jabodetabek. Pemerintah pun mempunyai program pendampingan bagi pasar tradisional untuk memantau setiap harinya.
Baca Juga
“Ini yang namanya pemotongan rantai pasok. Tidak perlu lagi lewat jagal, jadi dari perusahaan langsung masuk ke pasar. Pedagang sudah bisa menjual daging sapi dengan harga murah, jadi mereka mengambil untung Rp 10 ribu per kg. Terima kasih atas partisipasinya,” papar dia.
Advertisement
Sementara itu, Amran mengakui, harga daging sapi segar kini mulai berangsur turun sebesar Rp 20 ribu per kg dari sebelumnya dijual Rp 130 ribu per kg menjadi Rp 110 ribu per kg.
“Daging segar itu bukan berarti lebih baik dari daging beku. Daging beku selama ini dikonsumsi di hotel bintang lima karena sudah pasti steril dan tidak ada bakteri karena dibekukan. Jadi jangan anggap daging beku itu tidak berkualitas,” dia menegaskan.
Meski sudah terjadi penurunan pada harga daging sapi beku dan segar, Mentan Amran enggan jumawa. Dia memastikan akan terus menjual daging seharga Rp 80 ribu setelah Ramadan dan Lebaran berlalu.
“Kita tidak bisa mengklaim sukses, nanti lihat saja sesuai berjalannya waktu. Ini bukan hanya saat Ramadhan, kita lakukan terus menerus sampai pada titik di bawah Rp 80 ribu per kg karena pedagang kan untung juga,” kata Amran. (Fik/Ndw)