BPI Serahkan 32 Hektare Lahan ke Petani Terdampak PLTU Jateng

Lahan pengganti tersebut selanjutnya telah dibagi rata kepada 218 petani terdampak. Setiap petani akan mendapat lahan garapan 1.200 m2.

oleh Nurmayanti diperbarui 30 Jun 2016, 10:46 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2016, 10:46 WIB
PLTU
PLTU

Liputan6.com, Jakarta - PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) menyiapkan lahan pengganti kepada petani penggarap terdampak pembangunan PLTU Jawa Tengah.

Kemarin, perusahaan menggelar sosialisasi penggantian lahan tersebut, bertempat di SMK Kandeman, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang. Lahan garapan pengganti untuk petani penggarap terdampak ini merupakan bagian dari komitmen BPI dalam melakukan mitigasi sosial seperti yang tercantum dalam dokumen amdal.

Presiden Direktur BPI Mohammad Effendi menjelaskan, perusahaan telah menyiapkan lahan pengganti seluas 32 hektare (ha) bagi petani penggarap yang lahan tempatnya bekerja terkena dampak pembebasan lahan PLTU Jawa Tengah.

Lahan pengganti tersebut selanjutnya telah dibagi rata kepada 218 petani terdampak. Setiap petani akan mendapat lahan garapan sekitar 1.200 meter persegi (m2).

"Para petani penggarap terdampak tersebut dapat menggarap lahan pengganti ini tanpa harus melakukan bagi hasil dengan BPI atau menyewa. Semoga keberadaan lahan ini dapat memberikan sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi para petani terdampak PLTU Jawa Tengah," jelas Effendi dalam keterangannya, Kamis (30/6/2016).

Dokumen perjanjian penyediaan lahan pengganti juga telah diserahkan BPI kepada perwakilan petani penggarap terdampak, yang berasal dari tiga desa powerblock. Ketiganya, yaitu Desa Ponowareng, Desa Karanggeneng, dan Desa Ujungnegoro yang diserahkan Nasikhin Sekretaris Daerah Batang, dan didampingi Mohammad Effendi.

Selain itu, BPI juga memberikan alat bantu pertanian berupa 4 buah traktor dan 20 sprayer atau semprotan pembasmi hama sebagai sarana penunjang pertanian. Bantuan diserahkan kepada Kepala Desa Karanggeneng, Kepala Desa Ujungnegoro dan Kepala Desa Ponowareng. Pengelolaan peralatan tersebut diserahkan kepada desa setempat.

Menurut Effendi, lahan pengganti bagi petani penggarap yang terdampak ini merupakan salah satu komitmen BPI yang tercantum di dalam amdal. Sementara itu, BPI juga telah menjalankan komitmen lainnya seperti dengan melakukan kegiatan pembinaan kewirausahaan yang berkelanjutan dan pemberian dana kompensasi sosial bagi petani terdampak PLTU Jawa Tengah.

"Kami bersyukur dan sangat berterima kasih atas dukungan dan kerja sama seluruh warga Batang, hingga saat ini proses pembangunan PLTU Jawa Tengah dapat berjalan dengan baik. Demikian pula dengan tahapan konstruksi yang saat ini sedang berlangsung. Masyarakat bisa menikmati dampak positifnya. BPI akan terus menjaga komitmennya untuk bersama-sama memajukan perekonomian di Batang dan Nasional," kata dia.

Dalam sosialisasi lahan pengganti, kepada para petani yang merupakan warga dari Desa Karanggeneng, Ponowareng dan Ujungnegoro, BPI menyampaikan bahwa perusahaan tidak akan menerapkan sistem biaya sewa dan bagi hasil dari lahan yang di garap. Karena itu, hasil dari pengolahan lahan sepenuhnya dapat dinikmati para petani penggarap tersebut.

Pengolahan lahan pengganti bersifat sementara dengan kontrak peminjaman selama lima tahun dan dapat dilakukan perpanjangan.

“Kemarin BPI juga telah membayarkan biaya kompensasi dan hari ini menyerahkan lahan pengganti kepada Petani terdampak PLTU Jawa Tengah. Saya berharap lahan pengganti ini dapat dikelola dengan bak sehingga hasilnya bisa maksimal sesuai yang diinginkan," tandasnya.

Nasikhin mengatakan, Pemkab Batang akan memberikan dukungan agar kawasan persawahan tersebut dapat dikembangkan secara maksimal. Selain itu ia berharap para petani dapat bekerja sama menyisihkan sebagian hasil panen untuk kepentingan lumbung desa sebagai bagian dari strategi memperkuat ketahanan pangan lokal. (Nrm/Zul)

 


 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya