6 Strategi Jualan Barang Mewah

Saat melakukan pemasaran merek mewah, membutuhkan eksklusifitas yang tidak ditemukan pada merek kebanyakan.

oleh Shabrina Aulia Rahmah diperbarui 09 Jul 2016, 06:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2016, 06:00 WIB
Koleksi Bottega Veneta 2016
Koleksi Bottega Veneta 2016

Liputan6.com, Jakarta - Dalam manajemen pemasaran merek mewah, para pemain industri telah mengakui pengalaman merupakan modal yang sangat penting. Butuh usaha yang keras bila Anda adalah pemain baru.

Melansir dari theguardian.com, Sabtu (9/7/2016) barang dengan merek mewah merupakan proposisi yang berbeda. Mereka memerlukan pendekatan spesifik dalam manajemen dan pemasaran.

Berdasarkan penelitian dari pasar luas yang bekerjasama dengan Pernod Ricard, berikut adalah enam hal yang harus dilakukan saat Anda ingin berfokus pada rancangan dan pemasaran merek mewah dengan benar.

1. Membangun kepercayaan

Merek yang mewah harus membangun kepercayaan kepada pelanggan, bukan hanya mengandalkan nilai-nilai merek tersebut. Kepercayaan akan membawa merek berkembang lebih jauh, dengan sifat yang spesifik dan lebih tersegmentasi.

Tidak seperti merek kebanyakan, merek mewah tidak berusaha untuk menyenangkan semua orang, melainkan pelanggan yang memang memiliki keyakinannya tersendiri.

Contohnya seperti Ferrari yang jarang melakukan iklan di media massa. Namun mereka berinvestasi dengan signifikan di acara Formula One. Mereka berfokus pada tindakan yang berkaitan dengan keyakinannya untuk memperkuat prinsip dalam benak konsumen.

2. Membuat lebih dari sekadar logo

Ketika konsumen memikirkan merek mewah mereka cenderung membayangkan hal yang visual, bukan hanya sekedar logo tunggal. Hal tersebut dapat termasuk monogram, simbol merek, warna, pola, gambar dan bahkan konsep.

Sebuah contoh yang baik dari ini adalah Bottega Veneta, yang merupakan barang-barang kulit dan tidak menampilkan simbol atau logo yang terlihat. Masyarakat lebih menilai pola kulit menenun produk mereka dibandingkan sekedar logo.

3. Libatkan konsumen dalam layanan

Merek mewah tidak hanya menawarkan produk,melainkan juga bentuk pelayanan atau semacam ritual. Salah satunya dapat dimulai dengan hal yang sederhana seperti melakukan penjualan dengan penuh perhatian dan pelayanan yang cepat.

Contohnya seperti Parfum Le Labo yang menggunakan paham kualitas parfum akan memburuk dari waktu ke waktu, sehingga mereka menawarkan  hal berbeda pada pelanggan dengan persiapan pembuatan parfum di depan pelanggan saat ingin membeli.

Kemudian botol kaca dicetak tanggal dan nama pembeli dituliskan pada labelnya. Setelah berada di rumah, parfum tersebut harus disimpan dalam lemari es selama seminggu sebelum digunakan. Melalui ritual ini, pembeli merasakan pengalaman pribadi yang istimewa.

Punya Lingkungan Eksklusif

4. Perhatikan toko Anda

Merek mewah perlu memberikan perhatian khusus dalam cara menjual dan berinovasi pada titik pembelian. Untuk menunjang produk, berikan ruang yang akan menonjolkan pengalaman  dan kualitas merek.

Dalam hal ini, Anda bisa mengambil contoh dari Prada yang memulai proyeknya dalam toko rancangan arsitek terkenal, Rem Koolhaas. Contoh lainnya BMW World di Munich yang memiliki showroom yang membuat konsumen mendapatkan kesenangan lebih dari sekedar membeli produk.

5. Tarik konsumen ke dalam lingkaran eksklusif

Ketika merek kebanyakan menentukan siapa pelanggan mereka, merek mewah justru menarik pelanggan sendiri. Banyak konsumen yang kemudian memerlukan akses mendapatkan brand eksklusif Anda.

Agar merek mewah bisa terus hidup, Anda perlu memilih dan memilah konsumen. Seperti pelanggan Hermes yang harus membentuk ikatan intim jangka panjang dengan merek mereka jika ingin ditawarkan kesempatan untuk membeli salah satu produksi tas istimewa lainnya. Pelanggan yang loyal harus mendapatkan penghargaan.

6. Menciptakan mitos mengenai merek

Kebanyakan merek akan mengkomunikasikan diri mereka dengan kompetitor. Namun brand mewah membangun komunikasi  demi menciptakan mitos. Rolls Royce melakukan hal ini dengan mengundang pelanggan terpilih untuk melihat fasilitas manufaktur secara langsung.

Mitos harus disampaikan secara tidak langsung dan konsisten di setiap titik termasuk mengenai produk, toko dan pemasaran. Brand mewah sering mencapai hal ini dengan menambahkan tingkat misteri atau mengkaitkan dengan seni. (Shabrina Aulia Rahmah/Ahm/Ndw)

*Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya