IHSG Dibayangi Aksi Ambil Untung

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung terbatas dan rawan aksi ambil untung (profit taking) pada perdagangan saham

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 20 Jul 2016, 06:20 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2016, 06:20 WIB
20151127-Penutupan-IHSG-Jakarta-AY
Pekerja saat melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 36,50 poin atau 0,8 persen ke 4.560,56. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung terbatas dan rawan aksi ambil untung (profit taking) pada perdagangan saham Rabu (20/7/2016). Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menerangkan, IHSG menguat 45,53 poin ke level 5.172,83 pada perdagangan saham kemarin. Investor asing masih melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 802,74 miliar.

"Terlihat optimisme kebijakan tax amnesty tidak hanya dirasakan investor domestik," kata dia, Jakarta, Rabu (20/7/2016).

Sementara, Bursa Asia ditutup variatif di mana penguatan dipimpin oleh bursa saham Jepang dan pelemahan oleh bursa saham di China.

‎"Dampak kenaikan harga rumah di China membawa angin negatif pada ekuitas. Pasalnya investor khawatir adanya aksi jual setelah indeks mengalami penguatan cukup signifikan dan berpindah pada investasi property. Di Jepang sentimen stimulus baru masih membawa rasa optimis investor pada ekuitas," jelas dia.

Dia memperkirakan IHSG bergerak pada support 5.110 dan resistance 5.200.

PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak variatif. Gerak IHSG sekitar support 5.139 dan resistance 5.205.

Sinarmas Sekuritas merekomendasikan PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya