Harga Minyak Jatuh ke Level Terendah dalam 2 Bulan

Kelebihan pasokan minyak mentah di dunia mengirim harga minyak turun pada 2014 dan 2015 lalu dari level tertinggi sepanjang masa.

oleh Arthur Gideon diperbarui 20 Jul 2016, 05:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2016, 05:00 WIB
Kelebihan pasokan minyak mentah di dunia mengirim harga minyak turun pada 2014 dan 2015 lalu dari level tertinggi sepanjang masa.
Kelebihan pasokan minyak mentah di dunia mengirim harga minyak turun pada 2014 dan 2015 lalu dari level tertinggi sepanjang masa.

Liputan6.com, New York - Harga minyak turun ke level terendah dalam 2 bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan harga minyak adalah kekhawatiran dari para pelaku pasar akan kelebihan pasokan minyak mentah di dunia.

Mengutip Wall Street Journal, Rabu (20/7/2016), harga minyak mentah AS untuk pengiriman Agustus turun 59 sen atau 1,3 persen ke angka US$ 44,65 per barel di New York Mercantile Exchange. Angka tersebut merupakan penutupan terendah sejak 9 Mei lalu.

Sedangkan harga minyak mentah Brent, yang merupakan patokan harga minyak dunia, turun 30 sen atau 0,6 persen ke angka US$ 46,66 per barel di ICE Futures Europe.

Kelebihan pasokan minyak mentah di dunia mengirim harga minyak turun pada 2014 dan 2015 lalu dari level tertinggi sepanjang masa. Minyak sempat menyentuh angka US$ 110 per barel pada awal 2014 lalu namun kemudian terjun bebas sejak pertengahan 2014 dan semakin tertekan pada 2015.

Penurunan harga minyak karena dunia mengalami kelebihan pasokan minyak mentah dan para produsen tak mau membatasi produksi meskipun telah terjadi kelebihan pasokan.

Pasokan minyak mentah yang berlimpah tersebut terus diolah oleh para produsen menjadi bahan bakar minyak (BBM) sehingga membuat pasokan minyak olahan berlebih. Padahal, kondisi ekonomi dunia sedang turun sehingga permintaan akan minyak olahan juga melemah.

Para analis melihat, pada libur musim panas di Amerika biasanya digunakan untuk berwisata menggunakan kendaraan pribadi sehingga mendorong konsumsi BBM. Namun pada tahun ini hal tersebut tidak terjadi. penjualan minyak olahan mendatar sehingga gagal mendorong penurunan cadangan minyak olahan.

"Kelebihan pasokan masih menjadi perhatian banyak kalangan saat ini," tulis Guttman Energy dalam catatan kepada para nasabah. Produksi BBM masih memenuhi kilang-kilang dan belum ada tanda-tanda kenaikan permintaan," lanjut catatan tersebut.

The Energy Information Administration akan mengeluarkan data persediaan minyak mentah dan minyak olahan untuk minggu yang berakhir pada 15 Juli pada Rabu waktu setempat.

Para analis yang disurvei oleh Wall Street Journal berharap lembaga tersebut melaporkan bahwa stok minyak mentah di AS turun 1,7 juta barel pada pekan lalu dan persediaan minyak olahan atau BBM turun 100 ribu barel.

Sedangkan The American Petroleum Institute mengumumkan bahwa pada seminggu kemarin terjadi penurunan persediaan minyak mentah sebesar 2,3 juta barel dan kenaikan stok BBM sebesar 800 ribu barel. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya