DPR Kritisi Kinerja Kementerian ESDM yang Tak Capai Target

Beberapa program kerja yang dinilai tidak mencapai target karena faktor internal dan eksternal.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Jul 2016, 14:08 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2016, 14:08 WIB
20160504-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said-Jakarta
Menteri ESDM, Sudirman Said saat berkunjung dan menjadi narasumber untuk Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (4/5).(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi VII DPR mengkritisi kinerja Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun lalu. Terdapat beberapa program kerja yang dinilai tidak mencapai target karena faktor internal dan eksternal.

Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan mengungkapkan, program Kementerian ESDM yang tidak mencapai target‎, terkait sasaran strategis penyediaan energi fosil berupa minyak bumi, gas dan batu bara.

"Pemenuhan energi  domestik baru 78,24 persen‎," kata Irawan, dalam rapat kerja Komisi VII DPR dengan Kementerian ESDM di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (26/7/2016).

‎Irawan menyebutkan, program Kementerian ESDM yang belum mencapai target adalah akses infrastruktur energi gas bumi, kelistrikan.

Sasaran strategis peningkatan produksi mineral di bawah target kecuali timah dan nikel. Selain itu, optimalisasi penerimaan negara dari sektor ESDM juga tidak mencapai target.

"Yang tercapai hanya panas bumi dari Rp 580 miliar capaiannya Rp 880 miliar atau 157 persen. Penerimaan migas mineral batu bara di bawah target," papar Irawan.

Menteri ESDM Sudirman Said mengakui, sebagian program pada 2015 belum mencapai target. Hal tersebut karena dua faktor, yaitu eksternal yang berasal dari pelemahan ekonomi dunia sehingga berpengaruh pada harga komoditas seperti minyak bumi, dan barang tambang.

Sedangkan faktor kedua terkait internal. Sudirman m‎engakui sedang melakukan perbaikan pada sisi internal dengan melakukan perombakan besar-besaran di instansi yang sedang dipimpinnya.

"Internal perbaikan, eksternal faktor tidak bisa dikendalikan, dua hal perlambatan ekonomi membuat harga energi rendah, itu membuat niscaya terjadi penerimaan negara dari PNBP energi turun, capaian target kuantitatif produksi ekspor dari migas dan lainya," tutup sudirman.(Pew/Nrm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya