Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) telah membangun dan mengoperasikan pipa gas bumi lebih dari 7.100 kilometer (km), setara dengan 76 persen pipa gas bumi seluruh Indonesia. Untuk membangun pipa sepanjang itu tentu tidak mudah. Banyak hambatan yang perlu dihadapi PGN.
Seorang pejabat senior di PGN, Sri Budi Mayaningsih, mengatakan sejak puluhan tahun silam PGN terus membangun jaringan gas bumi di berbagai daerah. Semua dilakukan untuk mewujudkan cita-cita ketahanan energi bagi Indonesia. Namun, tak mudah bagi PGN untuk membangun pipa gas bumi nasional.
"Kerja keras, integritas, dan cucuran keringat dan air mata yang membuat PGN saat ini dapat sejajar dengan perusahaan migas kelas dunia dan BUMN gas terbesar di Indonesia," kata Sri dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (27/7/2016).
Menurut Sri, membangun pipa gas di Indonesia tidaklah mudah karena rintangannya banyak. Apalagi pembangunan dilakukan sejak era 1970-an ketika itu harga gas terpaksa dijual dengan murah, karena pada periode tersebut harga bahan bakar minyak (BBM) masih murah karena disubsidi pemerintah bahkan sebagian dari impor.
Baca Juga
Sri mencoba mengulang ingatannya, ‎selama beberapa tahun bisnis PGN hanya menyalurkan gas buatan untuk kebutuhan energi di sektor rumah tangga dan penerangan jalan raya yang merugi. Namun para pimpinan dan karyawan PGN pada waktu 1974 tak patah arang.
PGN melakukan inovasi dengan sedikit mengubah pola bisnisnya yang sebelumnya menyalurkan gas buatan menjadi menyalurkan gas bumi melalui pipa. Langkah ini bisa dibilang nekad karena saat itu penggunaan gas bumi untuk rumah tangga, komersial, industri dan pembangkit listrik belum berkembang karena harga BBM masih murah.
"Bahkan pada 1985, PGN harus menjual sebidang tanah di Jalan Zainul Arifin, Jakarta Pusat, untuk membiayai pengembangan pipa gas dan gaji pegawai," ungkap Sri.
PGN tetap optimis dengan jalur bisnis mendistribusikan gas melalui pipa gas. Salah satu pertimbangannya, Indonesia sudah banyak bergantung pada BBM impor yang dijual murah karena masih disubsidi dan ini terus membebani keuangan negara. Sementara Indonesia memiliki produksi gas bumi yang cukup besar dan cadangan gas yang berlimpah, serta bisa menggantikan impor BBM selama ini.
PGN kemudian melakukan pioneering dengan melakukan pembangunan infrastruktur pipa gas bumi di berbagai daerah. Salah satu proyek besar adalah proyek pipa gas transmisi South Sumatera West Java (SSWJ) dengan panjang lebih dari 1.000 km. Pengembangan pipa-pipa gas distribusi pun makin terus dilakukan sehingga memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat.
"Dengan kerja keras, cucuran keringat dan air mata, PGN berhasil menyelesaikan pembangunan infrastruktur gas bumi tersebut. Hasilnya, PGN mulai rutin mencetak laba dan memberikan dividen kepada negara, hingga sampai saat ini PGN menjadi salah satu BUMN terbesar di Indonesia yang memberikan sumbangsih kepada negara," jelas Sri.
Ditambahkan Direktur PGN, Dilo Seno Widagdo, saat ini PGN telah membangun dan mengoperasikan lebih dari 7.100 km pipa gas bumi, yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Pipa-pipa gas tersebut memasok gas bumi yang efisien dan ramah lingkungan ke lebih dari 107.690 rumah tangga pelanggan PGN, 1.857 usaha kecil, mal, restoran, hotel, rumah sakit, serta 1.529 industri skala besar dan pembangkit listrik.
Pelanggan PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong Papua.
"PGN tidak lantas diam, PGN makin agresif membangun infrastruktur pipa gas, SPBG, MRU (SPBG mobile), dan lainnya," tegasnya.
Dilo mencontohkan, awal tahun ini PGN sudah menyelesaikan beberapa infrastruktur di beberapa daerah. Seperti di Pasuruan, Jawa Timur, PGN menyelesaikan pembangunan pipa gas bumi di wilayah Kejayan-Purwosari sepanjang 15 kilometer (Km), kemudian di wilayah Jetis-Ploso sepanjang 27 km. Lalu PGN juga telah selesai membangun di wilayah Kalisogo-Waru, Jawa Timur, sepanjang 30 Km.
PGN juga berhasil menyelesaikan proyek pipa distribusi gas bumi di wilayah Nagoya, Pulau Batam sepanjang 18,3 km. Selain di Jawa Timur dan Batam, PGN juga terus membangun infrastruktur di wilayah eksisting maupun wilayah baru dalam rangka pembukaan pasar baru atau pioneering.
Dilo menegaskan, PGN terus berkomitmen membangun infrastruktur dan memperluas pemanfaatan gas bumi di dalam negeri. Gas bumi merupakan energi bersih, efisien, dan diproduksi dari perut bumi Indonesia alias tak impor.
Tahun lalu PGN telah menambah panjang pipa gas sekitar 1.000 km. Mulai tahun ini hingga 2019 mendatang, PGN akan menambah panjang pipa gas buminya sekitar 1.680 km.
"Semakin banyak masyarakat menggunakan gas bumi, maka akan memberikan dampak besar bagi rakyat dan negara dan mengurangi ketergantungan pada energi impor," ujar Dilo. (Pew/Ndw)
Advertisement