Pengusaha Harap Menteri Baru Bisa Benahi Sektor Logistik

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha logistik nasional berharap pergantian menteri (reshuffle) berdampak pada perbaikan sektor logistik di Indonesia. Pasalnya, ada tiga menteri terkait sistem logistik yang reshuffle pada Rabu, 27 Juli 2016 kemarin.

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan, selama ini Indonesia mempunyai permasalahan pada sistem logistik. Hal tersebut berdampak pada kelancaran pasokan dan harga barang-barang.

"Pemerintah mempunyai masalah besar di logistik. Dan kunci masalah ekonomi Indonesia ada di logistik," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (30/7/2016).

Menurut Zaldy, perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membenahi sektor logistik dan komitmen pemerintah menurunkan waktu tunggu bongkar muat barang (dwelling time) di pelabuhan membawa angin segar bagi para pengusaha. Namun sayangnya hingga saat ini pembenahan di sektor tersebut dinilai belum signifikan.

"Presiden Jokowi pada masa kampanye dan awal pemerintahannya sangat perhatian dengan logistik tapi sampai sekarang belum bisa menyelesaikan masalah logistik. Bahkan menterinya masih bongkar pasang terus," kata dia.

Zaldy mengungkapkan, pembenahan di sektor logistik ini merupakan tanggungjawab dari tiga kementerian, yaitu Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Perdagangan. Pada reshuffle jilid II kemarin, menteri pada ketiga kementerian mengalami pergantian.

"Kemarin ada pergantian menteri di Menko Maritim, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perhubungan. Bahkan Menko Maritim dan Menteri Perdagangan sudah diganti tiga kali. Semua kementerian ini sangat terkait dan mengurusi Logistik Indonesia," ungkap dia.

Meski demikian, Zaldy berharap pergantian kepemimpinan pada ketiga kementerian ini dapat berdampak besar positif pada sektor logistik. Selain itu, ketiga menteri tersebut diharapkan bisa konsisten membenahi sektor logistik ini.

"Kita berharap banyak pada susunan kabinet yang baru tidak mengulangi kesalahan yang sama. Dan kita berharap pemerintah bisa konsisten dalam membangun logistik Indonesia," tandas dia. (Dny/Ndw)