Liputan6.com, Jakarta - Forum Ekonomi Islam Dunia (World Islamic Economic Forum/WIEF) ke-12 menitikberatkan pada peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara berkesinambungan, termasuk ekonomi Islam.
UMKM dinilai telah berkontribusi besar terutama dalam penciptaan lapangan kerja dan menyelamatkan sebuah negara dari badai ekonomi.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat menghadiri Forum Ekonomi Islam Dunia, mengakui jika ‎UMKM selama ini berperan merangsang pertumbuhan ekonomi ke depan.
Melalui WIEF ke-12, Sri mengatakan ada tiga langkah untuk mendorong kontribusi UMKM lebih besar di masa mendatang.
Advertisement
Baca Juga
"Pertama, menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta. Kami memberi harapan tinggi pada kerjasama para pemimpin negara, pembuat kebijakan untuk bersama dengan pengusaha UMKM dan start up (pemula)," ujar Menkeu Sri di JCC, Jakarta, Selasa (2/8/2016).
Sri Mulyani berharap desentralisasi pertumbuhan ekonomi dapat memberi kesempatan kepada pelaku UMKM sebagai pendorong ekonomi. Dengan begitu, di acara WIEF sesi Mocca Fest, pelaku UMKM dan start up mendapat kesempatan atau panggung untuk unjuk gigi dan bertemu dengan para investor.
"UMKM menjadi penahan saat guncangan ekonomi dan menyerap tenaga kerja," ucap Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Upaya kedua, tambah Sri Mulyani, pemerintah dan swasta perlu mendukung inovasi teknologi seperti yang marak di Indonesia. Ketiga, kebijakan bagi UMKM dan para start up diimplementasikan di lapangan sehingga menguntungkan bagi pelaku UMKM.
"Memberi kesempatan UMKM dan start up bertemu dan bernegosiasi bisnis, serta berbagi pengalaman supaya mereka berkontribusi pada ekonomi nyata," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Chairman of the WIEF Foundation Tun Musa Hitam mengatakan, ‎ada sekitar 60 juta UMKM di Indonesia yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional. "Kontribusi UMKM pada penyerapan tenaga kerja dan Produk Domestik Bruto (PDB)," terang dia.(Fik/Nrm)