Tekan Inflasi, Mendag Baru Siap Benahi Sistem Perdagangan Pangan

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juli 2016 tercatat sebesar 0,69 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Agu 2016, 12:10 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2016, 12:10 WIB
20160801- Pedagang-Pasar Tebet-Jakarta-Angga Yuniar
Pedagang sedang melayani seorang pembeli di pasar tradisional kawasan Tebet, Jakarta, Senin (1/8).Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juli 2016 sebesar 0,69 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun angka inflasi pada Juli 2016 kemarin mencatatkan angka yang rendah, Kementerian Perdagangan tetap akan melakukan pembenahan. Kementerian Perdagangan tak ingin harga bahan makanan menjadi penyumbang angka inflasi terbesar. 

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyambut baik inflasi Juli 2016 yang sebesar 0,69 persen. Menurut dia, inflasi tersebut menjadi salah satu yang terendah dalam sejarah Indonesia. "Yang pasti inflasi kita baru pertama kali dalam sejarah itu rendah," ujar dia di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (2/8/2016).

Namun demikian, dirinya tetap akan melakukan pembenahan terhadap sektor perdagangan dan rantai pasok, khususnya untuk bahan makanan. Pasalnya, hal ini menjadi penyumbang utama inflasi pada Juli. "Tapi dari sektor makanan masih tinggi. Ini yang kami akan fokus. Tapi kami harus lihat, dari inflasi itu kenaikannya, kami beri perhatian kenapa naik angka inflasi," kata dia.

Untuk menekan lanjut inflasi lebih rendah lagi, khususnya pada makanan dan bahan makanan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian lain di bawah arahan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Dengan demikian, ke depannya tingkat inflasi bisa ditekan lebih rendah lagi.

"Inflasi kita masih rendah overall, tapi kami tidak happy dengan itu saja. Setiap kenaikan yang fluktuatif seperti ini kami akan berikan perhatian. Dan pasti Pak Menko akan berikan arahan untuk itu," tandas dia.

 

Sebelumnya pada 1 Agustus 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juli 2016 tercatat sebesar 0,69 persen. Adapun tingkat inflasi untuk tahun kalender (Januari-Juli) 2016 tercatat 1,76 persen.

Tingkat inflasi dari tahun ke tahun (Juli 2016 terhadap Juli 2015) sebesar 3,21 persen. Sementara komponen inti mengalami inflasi 0,34 persen. Kemudian tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun 3,49 persen.

Kepala BPS Suryamin menuturkan, dari 82 kota yang masuk survei, sebanyak 78 kota mengalami inflasi, 4 kota deflasi. Adapun inflasi tertinggi tercatat di Tanjung Pandan sebesar 2,34 persen.

Sementara inflasi terendah di Gorontalo sebesar 0,06 persen. Dan deflasi tertinggi sebesar 1,10 persen. "Inflasi Juli 2016 yang terendah sejak 5 tahun terakhir," jelas dia. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya