Bos Pertamina: Sudah 25 Tahun RI Tak Punya Kilang Baru

BUMN tersebut terus melakukan revitalisasi dan pembangunan kilang baru.

oleh Septian Deny diperbarui 10 Agu 2016, 13:38 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2016, 13:38 WIB
Kilang Minyak
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memasang target pada 2025 produksi minyak Indonesia mencapai 2 juta barel per hari. Untuk mencapai target ini, BUMN tersebut terus melakukan revitalisasi dan pembangunan kilang baru.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, proyek pembangunan kilang minyak di Indonesia memang memakan waktu yang panjang. Bahkan pembangunan kilang terakhir dilakukan 25 tahun yang lalu.

"Saya tidak bisa cerita panjang lebar, namun intinya saja. Bahwa kita sudah cukup lama. Kalau kilang-kilang kita paling terakhir itu yang di Kasim (Papua) sejak 1997, Balongan sejak 1994. Kalau operasi 1994 pasti mulainya (pembangunan) sebelum 1990-an lah. Sekarang kita sedang memulai proyek itu. Artinya let's say mulai 1990 maka sudah 25 tahun lebih kita tidak ada kilang baru," ujar dia di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (10/8/2016).

Namun pada era pemerintah saat ini, pembangunan kilang menjadi salah satu proyek strategis nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) ‎Nomor 146 Tahun 2015 sebagai payung hukum percepatan pembangunan kilang. Adapun kilang akan direvitalisasi seperti kilang Cilacap, kilang Balikpapan, kilang Balongan dan kilang Dumai. Sedangkan pembangunan kilang baru dilakukan di Tuban dan Bontang.

‎"Dan kita semua tahu, betapa banyak proyek yang kita handle. Setidaknya ada 4 RDMP (refinery development master plan) dan 2 kilang baru. Bontang sampai saat ini masih proyek kerjasama pemerintah KPBU (kerjasama pemerintah dan badan usaha), tapi mungkin akan lama dan berubah skemanya jadi seperti Tuban. Dan ditambah kilang swasta yang mungkin akan masuk," jelas dia.

Jika kilang-kilang ini telah rampung dan beroperasi secara penuh, maka Indonesia akan mampu memproduksi minyak setidaknya 2 juta barel per hari. Saat ini, kemampuan produksi di dalam negeri baru sekitar 1 juta barel per hari.

"Kapasitas kita ditulis 1,1 juta barel per hari. Kan kapasitas kita ada kapasitas desain dan kapasitas operasi.‎ Yang disebut kapasitas itu yang mana tentu saja yang produksi. Dan dari sisi pemenuhan kebutuhan, kita harus laksanakan ini untuk jadi 2 juta barel di 2025. Tentu saja kerjaan ini cukup berat," kata dia.

Namun dengan semangat untuk merevitalisasi dan membangun kilang baru, lanjut Dwi, Indonesia tengah berada di jalur yang tepat untuk mencapai kemandirian energi‎. Indonesia akan menyamai Singapura yang mampu mandiri dalam energi meski tidak mempunyai sumber daya alam.

"Yang ada dalam kepala saya seringkali orang berpersepsi bahwa Indonesia tidak mungkin mandiri di bidang energi. Oleh karenanya di tengah kesulitan sebagai nett impor, kita tidak boleh menyerah. Di satu sisi Singapura yang tidak punya produksi sedikitpun, energinya berlimpah. Hal itu lah yang menjadi tantangan," ‎tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya