Ini Penyebab Produksi Migas Jatuh pada 2017

Produksi migas 760 ribu-790 ribu bph telah tercatat dalam RAPBN 2017.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 22 Agu 2016, 17:07 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2016, 17:07 WIB
Peran SKK Migas Dalam Mengelola Minyak dan Gas Bumi
SKK Migas memiliki peranan penting dalam proses kegiatan hulu migas di tanah air.

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan produksi minyak sebesar 760 ribu sampai 790 ribu barel per hari (bph) pada tahun depan. Dengan begitu berarti produksi migas Indonesia turun dari tahun ini sebesar 820 ribu bph.

Wakil Kepala SKK Migas Zikrullah mengatakan, produksi migas 760 ‎ribu-790 ribu bph telah tercatat dalam Rancangan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Angka  tersebut ditetapkan sesuaikan dengan kondisi produksi minyak pada tahun depan.

"Tahun depan 760 sampai 790 ribu dan itu sudah sama sama dibahas di Banggar," kata Zikrullah, seperti yang dikutip di Jakarta, Senin (22/8/2016).‎

Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliaman mengungkapkan‎, penurunan produksi minyak disebabkan oleh berkurangnya kegiatan pencarian sumber migas yang dilakukan perusahaan pencari migas atau Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) pada tahun ini akibat penurunan harga minyak dunia.

"Itu otomatis. Kalau dia nunda berarti dia tidak menghasilkan produksi," tutur Muliaman.

Karena itu, SKK Migas akan melakukan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (Work Plan and Budget/WP&B) bersama KKKS, untuk mengantisipasi penurunan ‎tajam produksi minyak pada 2017.

"Penekanan itu supaya tidak decline itu secara natural ada kegiatan. Kegiatan-kegiatannya salah satunya ada kegiatan ngebor, work over, well service, atau proyek proyek itu hasilnya tergantung yang dibahas dalam WP&B yang  kita mulai bahas bulan depan oleh KKKS," tutur Muliaman. (Pew/Ahm

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya