Dorong Ekonomi, Pembeli Lahan Reklamasi Harus Orang Super Kaya

Saat orang-orang kaya membeli properti di kawasan reklamasi maka mereka akan kembali membutuhkan tenaga kerja.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 24 Agu 2016, 17:46 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2016, 17:46 WIB
20160813-Melihat Reklamasi di Pesisir Srilanka yang Habiskan Dana Rp 19 triliun
Alat berat dikerahkan untuk proyek reklamasi di pesisir Kolombo, Sri Lanka, Selasa (9/8).Proyek besar ini merupakan hasil kerjasama antara pemerintah Sri Lanka dan Tiongkok. (REUTERS/Dinuka Liyanawatte)

Liputan6.com, Jakarta - Reklamasi di Pantai Utara Jakarta diharapkan dapat kembali berlanjut. Sebab keberadaan reklamasi mampu mengangkat perekonomian di sekitar Pantai Utara Jakarta.

Pakar Bioteknologi Lingkungan Universitas Indonesia (UI) Firdaus Ali  menerangkan, dengan adanya reklamasi maka akan memberikan kesempatan kerja untuk masyarakat.

"Kita tahu yang membeli sebagian properti di Singapura juga orang kita, pasir kita juga. Dan teman-teman swasta lihat kenapa nggak dibangun di Teluk Jakarta dengan tenaga kerja kita, sistem dari luar, pasir kita. Lalu kemudian kita saingi Singapura," jelas di acara Kemelut Reklamasi Mengkhawatirkan Investor di Cikini, Jakarta, Rabu (24/8/2016).

Dia menuturkan, kalau perlu, harga lahan di kawasan reklamasi dihargai tinggi. Sehingga, orang yang membeli properti di sana membayar pajak tinggi.

"Saya katakan, kalau perlu lahan yang ada di reklamasi Rp 1 triliun per meter persegi sehingga orang super kaya tinggal di situ," ungkap dia.

Menurut dia, saat orang-orang kaya membeli properti di kawasan reklamasi maka mereka akan kembali membutuhkan tenaga kerja.

"Orang kaya kan nggak hidup sendiri, dia butuh setidaknya driver, pekerja rumah tangga, semuanya nggak mungkin didatangkan strata ekonomi mampu," imbuh dia.

Selain itu adanya reklamasi membuat keinginan masyarakat di sekitar Pantai Utara Jakarta untuk hidup lebih baik. Lantaran, masyarakat tersebut hidup berdampingan dengan orang-orang dengan strata ekonomi kelas atas.

"Coba tanya nelayan apa yang dia mimpikan 20 tahun mendatang. Dia nggak mungkin karena dia nelayan pingin punya anak jadi nelayan, tidak," tutup dia. (Amd/Nrm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya