Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menyatakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hasil pengolahan minyak milik Shell International Eastern Trading Company (SIETCO)‎ melalui skema crude processing deal (CPD) lebih murah ketimbang membeli langsung di pasar.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, ‎pengadaan BBM jenis Premium dengan skema CPD dapat mempengaruhi harga di pasar. Melalui skema tersebut Pertamina mengolah langsung minyak mentah basarah hasil produksi di ladang minyak Irak di kilang Shell.
Hasil olahan tersebut untuk memenuhi konsumsi BBM Indonesia sehingga mengurangi pembelian langsung BBM di pasar. Kondisi tersebut ternyata membawa dampak positif, harga premium di pasar langsung mengalami penurunan.
"Ternyata langkah CPD itu menggoyang market price yang ditawarkan ke kita pada pembelian proses tender, CPD itu membuat harga alpha yang dibeli menjadi lebih rendah dari waktu proses langsung (beli BBM jadi)," ‎kata Dwi, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Baca Juga
Hal senada ditegaskan Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Daniel Purba. Skema CFD ini mengurangi pembelian dari Singapura yang dapat menekan permintaan sehingga menekan harga Premium.
Advertisement
"Skema ini mengurangi pembelian dari pasar Singapura, mengurangi demand internasional membawa dampak positif mengurangi harga di pasar," tutur Daniel.
Daniel menuturkan, biaya pengolahan minyak menjadi premium yang berasal dari kilang Shell tersebut ‎lebih murah 15 persen, ketimbang membeli langsung produk premium di pasar. Namun, dia tidak bisa menyebutkan harganya.
‎"Dengan CBD ini kita dapatkan nilai biaya harga lebih baik dari pasar. Kalau angkanya saya sampaikan lain waktu, kurang lebih saya kira 15 persen lebih bagus," jelas Daniel.
SIETCO dipilih sebagai mitra melalui proses seleksi yang cukup panjang dari Januari hingga Mei 2016. Saat ini, SIETCO juga terdaftar sebagai salah satu Daftar Mitra Usaha Terseleksi (DMUT) ISC Pertamina.
Berdasarkan kesepakatan itu, volume minyak mentah yang akan diolah adalah satu juta barel per bulan. Pertamina dapat memperoleh produk bahan bakar, termasuk Mogas, Aviation Fuel, Diesel, MFO, LPG, sesuai dengan kebutuhan Pertamina. (Pew/Ahm)
Â