Rupiah Terus Menguat, Investor Menunggu Data Cadangan Devisa

Data aktivitas di sektor jasa AS tersebut tenggelam ke level terendah dalam enam bulan terakhir.

oleh Arthur Gideon diperbarui 07 Sep 2016, 11:24 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2016, 11:24 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.056 per dolar AS hingga 13.093 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.056 per dolar AS hingga 13.093 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat sepanjang pekan ini. Hari ini dollar index yang anjlok berpeluang kembali mendorong penguatan rupiah yang lebih dalam.

Mengutip Bloomberg, Rabu (7/9/2016), rupiah dibuka di angka 13.093 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.127 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.056 per dolar AS hingga 13.093 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah masih mampu menguat 5,14 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mematok rupiah di angka 13.086 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.162 per dolar AS.

Mata uang dolar AS memang turun terhadap sebagian besar mata uang utama seperti dolar Australia dan Rand Afrika Selatan. Penurunan nilai tukar dolar AS tersebut terjadi karena data ekonomi yang tidak sesuai harapan.

Pada pekan lalu, data tenaga kerja AS di bawah perkiraan. Sedangkan pada pekan ini, data yang mengukur aktivitas di sektor jasa AS juga tidak sesuai perkiraan.

Data aktivitas di sektor jasa AS tersebut tenggelam ke level terendah dalam enam bulan terakhir. Hal tersebut menjadi sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi di AS belum merata.

Masih ada beberapa sektor kunci yang belum bisa mendukung Bank Sentral AS menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat ini atau dalam pertemuan 20-21 September mendatang.

"Dua laporan terakhir menunjukkan pelemahan dan saya pikir sulit bagi Bank Sentral AS untuk menaikkan bunga," jelas Analis Pasar Uang Senior Dominion Bank, New York, Mazen Issa.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan, rupiah kembali menguat hingga Selasa sore mengikuti sentimen pelemahan dolar AS di pasar global serta penguatan harga komoditas. Hari ini dollar index yang anjlok berpeluang kembali mendorong penguatan rupiah yang lebih dalam.

"Itu sejalan dengan permintaan SUN yang mulai kembali setelah sempat tertekan aksi jual terutama oleh investor asing," tutur dia.

Cadangan devisa Indonesia juga dijadwalkan diumumkan hari ini diperkirakan turun melihat aliran dana keluar asing yang cukup besar pada Agustus kemarin. Sentimen positif dari uang tebusan tax amnesty yang terus bertambah akan tetap terjaga. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya