Liputan6.com, Jakarta - Pendiri GarudaFood Group, Sudhamek AWS optimistis pemohon program pengampunan pajak (tax amnesty) akan ramai di minggu ketiga dan keempat September 2016.
Ia pun meyakini Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani bisa melampaui perkiraan uang tebusan tax amnesty dari Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 21 triliun hingga Maret 2017.
"Saya duga puncaknya tax amnesty di minggu ketiga dan keempat September ini. Karena pengusaha besar masih konsolidasi, menyiapkan dokumen yang banyak, sehingga butuh waktu," kata Sudhamek saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (13/9/2016).
Dengan keyakinan tersebut, Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) ini berharap pemerintah masih mampu mengejar target uang tebusan, deklarasi maupun repatriasi semaksimal mungkin, terutama bisa melampaui prediksi Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 21 triliun uang tebusan dan repatriasi Rp 180 triliun.
Baca Juga
"Kalau cuma Rp 21 triliun mah optimistis bisa terlampaui uang tebusannya. BI terlalu konservatif, namanya juga bankir. Kalau sama seperti trader bisa repot," kata Sudhamek.
Untuk diketahui, hingga 12 September 2016 pukul 16.24 WIB, realisasi uang tebusan tax amnesty baru mencapai Rp 8,93 triliun atau 5,4 persen dari target keseluruhan Rp 165 triliun.
Sementara nilai harta yang sudah dideklarasi maupun di repatriasi totalnya sebesar Rp 388 triliun dari 49.270 Surat Pernyataan Harta (SPH) yang masuk. Rinciannya, Rp 282 triliun adalah deklarasi dalam negeri, deklarasi luar negeri Rp 87,9 triliun dan repatriasi Rp 18,8 triliun.
Sudhamek menilai upaya Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak di tiga bulan pertama tidak terlalu efektif. Sambungnya, banyak waktu yang terbuang percuma akibat rencana komunikasi yang kurang baik, ditambah dengan lamanya waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk persiapan ikut tax amnesty. Â
"Dua bulan untuk sosialisasi, nambah peraturan yang kurang. Itu karena dari awal communication plan-nya tidak baik, tidak efektif. Kalau semuanya baik, paling cuma makan waktu sebulan," jelas Anggota Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) ini. Â
Sementara repatriasi berjalan lambat, Sudhamek mengakui karena pengusaha sekarang ini masih mencari tempat investasi yang menguntungkan. Pengusaha, lanjutnya, masih berhitung peluang investasi di Tanah Air.
"Maka dari itu, pemerintah terus berbenah diri supaya Indonesia makin cantik dan bisa menyedot investasi, salah satunya dengan repatriasi ini," ujar dia.
Tantangan saat ini, Sudhamek menuturkan, upaya Ditjen Pajak untuk melayani para peserta tax amnesty yang diperkirakan melonjak di periode minggu ketiga dan keempat September 2016. Baik dari petugas pajak, sistem, dan pendukung lainnya.
"Kita lihat lah, kalau uang tebusan di September atau sampai Desember nanti masih jauh dari target APINDO Rp 60 triliun, maka akan sulit mencapai Rp 165 triliun. Karena sejak awal target pemerintah itu sudah tidak realistis," ungkap Sudhamek. (Fik/Ahm)
Advertisement