Dolar AS Perkasa, Harga Emas Anjlok

Harga emas anjlok ke level terendah dalam dua minggu.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 17 Sep 2016, 08:35 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2016, 08:35 WIB
Ilustrasi Harga Emas
Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas anjlok ke level terendah dalam dua minggu pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Pelemahan harga emas disebabkan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian  kebijakan moneter menekan permintaan.

Dilansir dari Nasdaq, Sabtu (17/9/2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,6 persen menjadi US$ 1.310,2 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.  Harga emas turun dua hari berturut-turut ke level terendah sejak 2 September 2016.

Investor enggan untuk membeli emas menjelang pertemuan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) pada pekan depan. Data ekonomi yang lemah pada hari Kamis gagal untuk meningkatkan permintaan emas.

"Ini adalah kejutan yang menyenangkan. Emas tidak bisa reli pada hari yang seharusnya reli," kata Kepala Analis BMO Capital Markets, Tai Wong.

Spekulasi atas kenaikan suku bunga acuan The Fed pada September telah memberi tekanan ke harga emas dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan suku bunga umumnya membebani emas karena  logam mulia menjadi tidak menarik dibanding instrumen investasi lainnya.

Penguatan dolar AS juga menekan emas. Sebab, emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor.

Harga perak untuk pengiriman Desember turun US$ 17,9 sen atau 0,94 persen menjadi US$ 18,862 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun US$ 16,2 atau 1,57 persen menjadi US$ 1.017,6 per ounce. (Ndw/Nrm)

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya