SKK Minta Kontraktor Migas Kerja Lebih Efisien, Ini Alasannya

Cost recovery atau dana talangan operasi proyek migas yang pada tahun ini dianggarkan US$ 8 miliar‎ diperkirakan akan jebol.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Sep 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2016, 19:00 WIB
Perusahaan Nasional Dalam Bisnis Hulu Minyak dan Gas Bumi
Kontraktor migas untuk mengutamakan perusahaan nasional sebagai pemasok barang dan jasa dalam kegiatan mereka.

Liputan6.com, Jakarta Cost recovery atau dana talangan operasi proyek migas yang pada tahun ini dianggarkan US$ 8 miliar‎ diperkirakan akan jebol. Dengan begitu, defisit anggaran diperkirakan akan melebar.

Menanggapi hal itu, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi‎ mengaku untuk membantu pemerintah, pihaknya meminta para kontraktor bisa berhemat atau bisa menggunakan anggarannya lebih efisien.

"Transaksi di antara mereka semua itu harus lebih efisien, karena kalau tidak‎, ada uang macam-macam yang tidak terkait kontrak," kata Amien di Gedung DPR RI, Senin (19/9/2016).

Dijelaskan Amien, saat ini setidaknya ada 288 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) yang melakukan aktivitas pengeboran yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dari 288 K3S itu setidaknya ada sekitar 3.000 vendor yang dikerjasamakan.

Tidak hanya itu, SKK Migas juga akan melakukan audit terhadap seluruh vendor yang selama ini sudah bekerja. Audit ini dilakukan agar vendor menggunakan anggarannya dengan efisien. "Kita pakai auditor independen, jadi biar mereka tau juga kondisi pemerintah saat ini seperti apa," tegas Amien.

Bahkan Amien mengancam bagi vendor manapun yang menolak untuk dilakukan audit, pihaknya siap untuk tidak menanggung biaya operasi yang selama ini dilakukan. "Jadi tidak bisa diganti cost recovery-nya," tutup Amien. (Yas)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya