Kadin: Terlena Harga Komoditas Bikin Industri Nasional Mundur

Tingginya harga komoditas membuat masyarakat berbondong-bondong meninggalkan industri.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 23 Sep 2016, 12:09 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2016, 12:09 WIB
Johnny Darmawan
Johnny Darmawan

Liputan6.com, Jakarta Industri nasional mengalami kemunduran karena hanya mengandalkan komoditas. Terlebih, komoditas tersebut tidak diolah atau dijual mentah.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Industri Johnny Darmawan mengatakan, sebanyak 65 persen perekonomian nasional ditopang komoditas. Sisanya, sebanyak 25-30 persen sektor manufaktur dan lain-lain.

Dia mengatakan, tingginya harga komoditas membuat masyarakat berbondong-bondong meninggalkan industri.

"Kalau kita bandingkan sejak 2000-an. Setiap harga komoditi naik orang meninggalkan  industri. Industri dari dulu setengah setengah," kata dia di Menara Kadin Kuningan Jakarta, Jumat (23/9/2016).

Sayangnya, tingginya harga komoditas tak permanen. Anjloknya harga komoditas membuat pelaku usaha kebingungan dan kembali berpikir ke industri.

"Detik terakhir 2013-2014 itu ada namanya harga komoditas drop sekali baru berpikiran industri," ujar dia.

Dia menuturkan, saat ini pemerintah telah fokus mendorong sektor industri untuk meningkatkan perekonomian.

Salah satu bukti keseriusan pemerintah ialah dengan membentuk Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN). Fungsinya, memberikan masukan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan industri.

"Pemerintah sudah on the right track mencanangkan industri. Itu kenapa KEN diubah menjadi KEIN," terang dia.

Dia mengatakan, industri nasional dapat maju jika mengandalkan sumber daya alam serta berbasis pada sumber daya manusia.

"Kita punya sumber daya alam kenapa enggak dan karya karena memiliki penduduk sedemikian banyak," tandas dia.(Amd/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya