Menteri PUPR Ingin Bantaran Sungai Bisa Jadi Wisata Kota

Kampung Warna Warni Jodipan masih belum menyalahi aturan petunjuk batas minimal dasar bangunan di daerah rawan banjir.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 23 Sep 2016, 17:30 WIB
Diterbitkan 23 Sep 2016, 17:30 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau kondisi aliran sungai Brantas di wilayah Kampung Warna Warni Jodipan Malang.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau kondisi aliran sungai Brantas di wilayah Kampung Warna Warni Jodipan Malang.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau kondisi aliran sungai Brantas di wilayah Kampung Warna Warni Jodipan Malang. Hadir dalam kunjungan tersebut Walikota Malang Mochammad Anton, Direktur Sungai  dan Pantai Kementerian PUPR Hari Suprayogi, Direktur OP  dan Pemeliharaan Kementerian PUPR Lolly Martina Martief dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S Atmawidjaja.

Dalam kunjungannya, Menteri Basuki mengapresiasi usaha warga di kampung tersebut untuk mempercantik permukiman mereka yang berada di pinggiran aliran sungai Brantas sembari terus menjaga kebersihan sungai. "Ini salah satu contoh kampung yang berkembang," ujar Basuki, dalam keterangannya, Jumat (23/9/2016).

Menurutnya kawasan permukiman di pinggiran aliran sungai tidak selalu harus berkonotasi negatif dengan dicap sebagai kawasan kumuh yang mengotori aliran sungai. Bahkan menurut Basuki, kawasan pinggiran sungai dapat dijadikan sebagai kawasan wisata selama tidak menyalahi aturan yang ada.

"Iya, memungkinkan kawasan pinggir sungai dijadikan kawasan wisata. Itu di banjir kanal barat Semarang ada ampli teaternya, ya syaratnya bangunan yang tidak permanen mestinya," tutur dia.

Ia mengatakan nanti semua kawasan permukiman di bantaran dan melintang Sungai Brantas akan dilakukan evaluasi ulang bersama Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta dalam bentuk rekomendasi.

"Nanti akan dievaluasi lagi, dengan Jasa Tirta, nanti semua permukiman yang ada di bantaran dan melintang sungai harus melalui rekomendasi Jasa Tirta," jelasnya.

Dari hasil evaluasi sementara kunjungannya tersebut, Basuki menyatakan Kampung Warna Warni Jodipan masih belum menyalahi aturan petunjuk batas minimal dasar bangunan di daerah rawan banjir. "Ini saya cek, masih di batas banjir tertinggi, ini nanti akan dievaluasi lagi, dengan jasa tirta dan UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) sebagai penggagas kampung ini,"ujarnya.

Sementara itu Rosyidi sebagai Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan di Kampung Warna Warni berharap dengan kunjungan Pak Menteri PUPR dapat memberikan masukan dan bantuan terkait pengembangan kampung tersebut, khususnya terkait sanitasi.

"Harapan kami semua masyarakat disini punya semacam IPAL terpadu, seperti septic tank terpadu jadi limbah yang keluar tinggal airnya saja. Jadi tidak ada limbah tinja ke sungai, ini harapan kami," ujarnya. (Yas/Gdn)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya