Pertamina: Konsumsi Premiun Turun, Warga Beralih ke Pertalite

Saat ini konsumen sudah berangsur meninggalkan Premium.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Sep 2016, 11:15 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2016, 11:15 WIB
20150930-Pom Bensin-BBM-SPBU-Jakarta
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) ingin pemerintah mengevaluasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium‎. Pasalnya, saat ini konsumen sudah berangsur meninggalkan Premium.

Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, saat ini masyarakat--khususnya di kota besar--telah mulai sadar meninggalkan Premium dan beralih ke Pertalite dan Pertamax. Karena itu, konsumsi‎nya terus mengalami penurunan.

"Biasanya sekitar 90 persen 80 persen (porsi konsumsi Premium), sekarang sudah turun jauh dikurangi 30-40 persen. itu dalam waktu kurang dari 6 bulan‎," kata Winda, Senin (26/9/2016).

Wianda melanjutkan, karena kondisi tersebut, harus dilakukan evaluasi ulang ‎untuk membuktikan Premium masih dibutuhkan atau tidak. Karena saat ini sebagian besar masyarakat sudah menggunakan Pertalite dan Pertamax.

‎"Yang lebih penting buat kita harus dikaji juga oleh pemerintah, sebenarnya penggunaan Premium itu lebih ke pihak-pihak yang mana? Kalau misal kita lihat kondisi pasar itu banyak juga yang sudah memilih menggunakan RON 90," ucap Wianda.

Menurut Wianda, jika masih fokus ke Premium sebagai BBM utama, dikhawatirkan sudah tidak lagi sesuai dengan realisasi‎ karena sudah terjadi pergeseran konsumsi BBM.

"Saya khawatirnya kalau kita terlalu berfokus di harga Premium yang jelas-jelas itu sudah tidak disubsidi pemerintah dan di lapangannya adalah justru masyarakat menggunakan Ron 90," Wianda menegaskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya