Liputan6.com, London - Harga minyak dunia naik lebih dari satu persen ke level tertinggi dalam empat bulan seiring kabar pertemuan informal OPEC akan memangkas produksi dan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang menurun.
Menurut sumber Reuters, menteri energi Arab Saudi, Iran dan Iran akan menjadi perwakilan kunci OPEC dalam pertemuan dengan anggota non OPEC seperti Rusia dalam konferensi energi di Istanbul pada pekan depan.
Harga minyak telah naik lebih dari US$ 6 sejak the Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) mengumumkan akan kurangi produksi sekitar 32,5 juta-33 juta barel per hari. Ini akan menyusutkan pasokan sekitar 700 ribu barel per hari dan pasokan minyak yang diperkirakan analis sekitar 1-1,5 juta barel per hari.
Di tengah janji OPEC untuk menurunkan produksi, pelaku pasar juga dikejutkan dengan penurunan stok minyak mentah AS dalam lima pekan berturut-turut sehingga total produksi sekitar 26 juta barel.
Baca Juga
Harga minyak Brent naik 65 sen atau 1,3 persen ke level US$ 52,51 per barel. Sebelumnya harga minyak sempat ke level US$ 52,65 tertinggi sejak 9 Juni.
Harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 61 sen atau 1,2 persen ke level US$ 50,44. Harga minyak WTI di atas US$ 50 sejak 24 Juni.
"Inii benar-benar gila pasar ini. Harga naik terlepas dari berita sehingga mengambil kesempatan beli," ujar Carsten Fritsch, Analis Commerzbank seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (8/10/2016).
OPEC akan melakukan pertemuan pada 30 November 2016 di Wina dan memutuskan bagaimana anggota OPEC akan berkontribusi untuk pemangkasan produksi minyak.
Harga minyak merosot dari atas US$ 100 per barel pada pertengahan 2014 menjadi US$ 26 per barel pada Februari 2016. Pelemahan ini terjadi di tengah pasokan membanjiri hingga 2 juta barel per hari. (Ahm/Ndw)
Advertisement