Pemerintah Lakukan Efisiensi demi Tekan Harga Gas

Pemerintah sedang mencari cara untuk menurunkan harga gas, salah satu dengan banyak lakukan efisiensi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 10 Okt 2016, 20:20 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2016, 20:20 WIB
Pemerintah sedang mencari cara untuk menurunkan harga gas, salah satu dengan banyak lakukan efisiensi.
Pemerintah sedang mencari cara untuk menurunkan harga gas, salah satu dengan banyak lakukan efisiensi.

Liputan6.com, Jakarta - Harga gas hingga ke konsumen diperkirakan tidak sampai di bawah US$ 4,5 per MMBTU. Sementara Presiden Joko Widodo menginginkan harga gas sampai konsumen di bawah US$ 6 per MMBTU.

Pelaksana tugas Menteri ‎Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, harga gas di sumur saat ini mencapai US$ 4,5 MMBTU. Ini belum ditambah dengan proses pengubahan menjadi gas alam cair (Liqufied Natural gas/LNG), tentunya harga akan bertambah.

"‎Kita jangan salah mengerti harga gas itu di negara lain. Saya juga salah juga yang US$ 4-US$ 4,5 per MMBTU, itu sebenarnya dia baru sampai di mulut sumur. Kalau dia impor itu belum masuk ke grasifikasi LNG, jadi harganya masih di atas itu," kata Luhut, di Kantor Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (10/10/2016).

Luhut menuturkan, Pemerintah sedang menghitung ulang pembentukan harga gas, mencari biaya dalam tata niaga gas yang bisa dikurangi, agar harga gas bisa turun di konsumen.

"Kita dipastikan, karena akan banyak efisiensi yang akan kami lakukan," tutur Luhut.

Dirjen Minyak dan Gas (Migas) I Gusti Nyoman Wiratmaja menyebutkan pilihan lain untuk menekan harga gas di tingkat konsumen adalah melakukan efisiensi pada usaha hulu, dengan memangkas biaya operasi, dan bagian‎ negara.

Sedangkan pada sisi penyaluran sedang dikaji penetapan formula harga gas baru, dan penertiban penjual gas berlapis.

"Itu sedang kita kalkulasi, kita bahas bersama. Opsi-opsi itu musti kita hitung. Bisa turunkan," tutur Wiratmaja. (Pew/Ahm)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya