Liputan6.com, Jakarta Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa menurunkan harga gas tidak semudah membalik telapak tangan.
Penurunan harga gas hingga US$ 6 per MMBTU merupakan keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
‎Luhut mengatakan, untuk menurunkan harga gas, pihaknya terus mencari komponen biaya pembentukan harga sampai ke konsumen yang bisa dikurangi. Hal tersebut tentu tidak mudah karena harus melakukan perhitungan ulang.
Baca Juga
‎"Ya kan menghitung itu enggak seperti membalikkan telapak tangan,"‎ kata Luhut, di Jakarta, Selasa (11/10/2016).
Meski sulit, Luhut ingin dalam dua bulan ke depan sudah mengetahui komponen biaya dalam tata niaga gas yang bisa dikurangi dan besaran pengurangan biayanya.
‎"Sekarang yang jelas kita berharap dalam dua bulan ini kita bisa menentukan mana yang bisa kita turunkan dan berapa yang kita turunkan, tidak serta merta tidak semua juga," jelas dia.
Luhut memastikan akan terus membahas cara penurunan harga gas dengan berbagai instansi yang bersangkutan. "Kita akan rapat di ESDM dengan perindustrian, kemudian SKK Migas,‎" ucap dia.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja, menyebutkan pilihan lain untuk menekan harga gas di tingkat konsumen adalah melakukan efisiensi pada usaha hulu, dengan memangkas biaya operasi, dan bagian‎ negara.
Advertisement
Adapun pada sisi penyaluran sedang dikaji penetapan formula harga gas baru, dan penertiban penjual gas berlapis.
"Itu sedang kita kalkulasi, kita bahas bersama. Opsi-opsi itu musti kita hitung. Bisa nurunin," tutup Wiratmaja. (Pew/Nrm)