Mentan Amran: Petani Puas dengan Kinerja 2 Tahun Jokowi-JK

Nilai Tukar Petani (NTP) dan NTUP naik di sektor pertanian, kecuali di sektor perkebunan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 21 Okt 2016, 10:44 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2016, 10:44 WIB
(Foto: Liputan6.com/Yandhi D)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengklaim 76 persen petani di Indonesia puas dengan pertumbuhan di sektor pertanian nasional.

Hal ini disebut-sebut berkat upaya pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) dalam menggenjot sektor strategis ini.

"Berdasarkan Survei Indeks di 2016, tingkat kepuasan petani Indonesia sebesar 76 persen. Rata-rata 71-75 persen, bahkan ada yang sampai 79,9 persen," ujar dia saat Konferensi Pers 2 Tahun Jokowi-JK di Kantor Kepala Staf Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Amran menambahkan, lembaga CSIS pun melakukan survei yang sama. Hasilnya, 72,9 persen petani puas terhadap kinerja sektor pertanian dan kinerja pemerintahan Jokowi-JK, termasuk Kementerian Pertanian (Kementan).

Menurut dia, Nilai Tukar Petani (NTP) dan NTUP naik di sektor pertanian, kecuali di sektor perkebunan. Penyebabnya, harga minyak kelapa sawit mentah ‎(crude palm oil/CPO) dan karet dunia turun dengan nilai sekitar Rp 300 triliun. Sementara produksi komoditas tersebut naik 16 persen.

"Dirilis The Economic Intelligent Unit, lompatan ketahanan pangan Indonesia nomor satu dunia, sedangkan nomor dua adalah Myanmar," kata dia.

‎Beberapa program atau kegiatan yang sudah dijalankan Kementan selama dua tahun terakhir, dia menuturkan, antara lain terkait pembangunan infrastruktur dasar untuk memacu produksi pertanian dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

"Di antaranya pengadaan mesin pertanian dengan cara penunjukan langsung, pembangunan sejuta embung atau irigasi dengan target 1 juta hektare (ha) per tahun. Dalam setahun ini, sudah selesai lebih dari 3 juta h‎a," jelas dia.

Program lainnya, diakui Amran, toko tani. Toko tani dinilai bisa memotong jalur distribusi yang selama ini melewati sembilan jalur. "Sekarang ini dipangkas menjadi tiga jalur, sehingga petani dan konsumen mendapat harga yang wajar," ujar Amran. (Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya