Mentan Amran: RI Banjir Bawang Selundupan dari Singapura

Kementerian Pertanian membangun lumbung pertanian dengan mencetak sawah baru di perbatasan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 21 Okt 2016, 16:57 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2016, 16:57 WIB
20160516-Cek Pasokan Bawang Merah, Menteri Pertanian Tinjau di Gudang Bulog-Jakarta
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau pasokan bawang merah di Gudang Bulog, Jakarta, Senin (16/5). Bulog menyiapkan stok bawang merah 23.000 ton dari total kebutuhan 12.600 ton untuk Operasi Pasar (OP). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman mengaku Indonesia kerap kali dibanjiri bahan pangan, seperti bawang dan beras ilegal dari negara lain. Komoditas tersebut biasanya masuk melalui wilayah perbatasan atau pelabuhan tikus di Indonesia.

"Sudah 70 tahun (perbatasan) di Indonesia tidak punya sawah, akhirnya selundupan masuk dari Singapura. Biasanya yang diselundupkan bawang, beras, tapi paling cuma 10 ton, 20 ton, 100 ton," ujar Amran saat Konferensi Pers 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK di kantor Kepala Staf Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Kementerian Pertanian, tambahnya, bekerjasama dengan penegak hukum untuk membenahi wilayah perbatasan dan meningkatkan pengawasan di pelabuhan tikus. Inisiatifnya, Amran bilang, membangun lumbung pertanian dengan mencetak sawah baru di perbatasan, mencakup 44 Kabupaten di Indonesia.

"Sekarang sudah ada 500 hektare (ha) lebih sawah di perbatasan. Targetnya 4.000 ha. Mudah-mudahan dalam 3 bulan ke depan bisa terealisasi sehingga kita tidak usah tutup jalur tikus, biar tikusnya nyeberang dari Indonesia ke Singapura," Amran menerangkan.

Wilayah perbatasan di 44 Kabupaten tersebut, lanjutnya, menanam beras organik yang bisa diekspor ke negara tetangga. Sebagai contoh perbatasan di Kepulauan Riau diharapkan bisa menyelesaikan masalah selundupan bahan pangan dari Singapura.

Kemudian perbatasan Entikong di Kalimantan ke Malaysia, Nusa Tenggara Timur (NTT) menuntaskan masalah pangan dengan Timor Leste, Filipina dengan Maluku, dan Merauke dengan Papua Nugini.

"Jadi sekarang ada perbatasan yang sudah ekspor beras organik dan perbatasan di 44 Kabupaten diarahkan ke sana bangun lumbung pangan organik. Karena harganya cukup menggiurkan, 66 Euro per Kilogram (Kg)," Amran menandaskan. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya