Presiden: Investor Antre Bangun Pembangkit Tapi Realisasi Kecil

Presiden Jokowi menyoroti realisasi pembangunan pembangkit listrik dalam program 35 ribu MW di rapat terbatas.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Nov 2016, 18:43 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2016, 18:43 WIB
20161101-Rapat-Terbatas-Terkait-Proyek-Listrik-35.000-MW-Jakarta-Jokowi-FF
Presiden Joko Widodo bersama Wapres Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/11). Rapat membahas perkembangan pembangunan proyek listrik 35.000 MW. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kembali mengumpulkan sejumlah menteri dan pejabat terkait di Istana Kepresidenan untuk melakukan pembaharuan program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu Mega Watt (MW).

Dalam rapat terbatas (ratas) tersebut Jokowi menyoroti masih rendahnya realisasi pembangunan pembangkit listrik yang masuk dalam program 35 ribu MW tersebut.

"Kita harus bekerja lebih keras lagi seperti yang sudah saya sampaikan. Investor itu antre bangun pembangkit, tapi realisasinya di lapangan yang kecil," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Hal itu dibuktikan Jokowi dari data yang diperoleh‎nya. Ada sebanyak 71 proyek dari 109 proyek pembangunan pembangkit listrik, masih pada tahapan perencanaan dan pengadaan. Selain itu juga masih ada 52 proyek yang belum mencapai tahapan financial closing.

Beberapa data di lapangan inilah yang membuat Jokowi sedikit kecewa. Selama ini menurut Jokowi dirinya sudah sebisa mungkin menyederhanakan perizinan pembangkit listrik tersebut. Namun sesuai kenyataannya, hal itu tidak berjalan mulus di lapangan.

"‎Saya ingin tahu kendalanya apa, saya minta semua dievaluasi satu per satu, sehingga kita mengetahui di mana masalahnya sehingga segera diselesaikan di lapangan," ujar Jokowi.

Tak lupa, Jokowi juga kembali mengingatkan kepada para pejabatnya untuk terus mendorong penggunaan sumber energi terbarukan. Jokowi mengaku sumber pembangkit dari energi terbarukan itu menjadi aset jangka panjang yang bisa dimiliki Indonesia. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya