Liputan6.com, Jakarta PT PLN mengakui terdapat sejumlah kendala dalam mewujudkan pembangkit listrik 35 megawatt (MW). Salah satu di antaranya mengenai penyelesaian pembiayaan (financial close).
Direktur Perencanaan PLN Nicke Widyawati menerangkan, belum terselesaikan financial close dterkait masalah lahan.
"Pertama adalah tentang masih banyaknya yang sudah tandatangan power purchasing agreement (PPA)Â itu belum selesai financial close. Banyak sekali masih sekitar 9.300 dari tandatangan 14.000 PPA. 9.300 belum financial close," kata dia dalam acara Forum BUMN 2016, di Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Baca Juga
Lebih jauh, dia menuturkan penyelesaian lahan lama akibat kurangnya juru ukur tersertifikasi di pemerintah. Maka dari itu, salah satu jalan keluar ialah melibatkan juru ukur lain namun tersertifikasi.
Masalah lain ialah, adanya permintaan dari swasta atau Independent Power Producer (IPP) yang memberikan persyaratan jaminan dari pemerintah.
Dia juga menyebutkan kendala pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW ialah belum adanya kesepakatan harga listrik terutama pembangkit listrik mulut tambang.
"Di dalam 35 ribu MW, ada 7.800 MW pembangkit batu bara mulut tambang. Harga batu bara mulut tambang dalam beberapa bulan kemarin itu dari 35 ribu MW dicanangkan agak kurang pas karena ketentuannya harga batu bara bisa 2,5 sampai 3 kali lipat lebih mahal di banding non mulut tambang," jelas dia.
Tidak berhenti di sana, Nicke menerangkan penghambat dari pembangunan pembangkit listrik 35 MW ialah karena kurangnya pasokan bahan baku gas.
"Pasokan energi primer 35 ribu MW, 20 ribu MW nya adalah pembangkit gas, pasokan gasnya jadi masalahnya. Kita membangun beberapa pembangkit yang dual fuel, tapi karena gasnya belum siap sehingga kita operasikan BBM," tandas dia.(Amd/Nrm)
Advertisement