Kemenperin Targetkan Ceper Jadi Produsen Logam Nomor 1 di RI

Ceper merupakan bagian penting dari industri pengecoran logam di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Nov 2016, 17:57 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2016, 17:57 WIB

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjadikan industri kecil dan menengah (IKM) logam di Ceper, Klaten, Jawa Tengah, menjadi salah satu prioritas dalam pembinaan. Hal ini tertuang dalam rencana kerja Direktorat Jenderal IKM Kemenperin di 2017.

Direktur Jenderal ‎IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan, Ceper merupakan bagian penting dari industri pengecoran logam di Indonesia. Saat ini tercatat ada 300 unit usaha di sentra IKM logam di Ceper dengan kemampuan produksi sebesar 3.000 ton per bulan dan serapan tenaga kerja mencapai 3.200 orang.

"Dengan demikian eksistensi IKM logam Ceper tentunya harus tetap dijaga dan perlu untuk didukung sehingga dapat lebih berkembang. Kita harapkan Ceper jadi produsen logam nomor 1 di Indonesia‎," ujar dia dalam Focus Group Discussion (FGD) Sinergi Membangun IKM Logam Ceper di Klaten, Jawa Tengah, Selasa (15/11/2016).

Menurut dia, saat ini pemerintah tengah menggalakkan pembangunan infrastruktur strategis dan prioritas salah satunya pembangunan jalur kereta api. Infrastruktur kereta api yang tengah dikembangkan antara lain Kereta Api Makassar-Parepare, Kereta Api Prabumulih-Kertapati, Kereta Api Kertapati-Simpang-Tanjung Api-Api, Kereta Api Tebing Tinggi-Kuala Tanjung, Kereta api Purukcahu - Bangkuang, dan double track Jawa Selatan.

"Tentunya hal ini membutuhkan berbagai sarana pendukung yang dapat disuplai oleh IKM seperti IKM logam yang ada di Ceper," kata dia.

Meski demikian, Gati menyadari masih banyak hal yang perlu dibenahi oleh IKM logam ini agar dapat menyuplai bahan baku dan produk untuk kebutuhan infrastruktur. Hal-hal tersebut seperti belum maksimalnya dapur induksi, kualitas produksi, teknologi, kemampuan pemasaran dan berbagai aspek lain.

"Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan daya saing IKM seperti bimbingan teknis, pendampingan tenaga ahli, restrukturisasi mesin dan peralatan, fasilitasi promosi dan pameran. Saat ini Kementerian Perindustrian juga sedang mengembangkan program e-Smart, dengan harapan IKM dapat meningkatkan akses pasar melalui market place yang ada," tandas dia. (Dny/Gdn)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya