OJK: Asuransi Tumbuh Baik Meski Ada Ketidakpastian Ekonomi Global

Yogyakarta menjadi tuan rumah pertemuan antara regulator dan industri asuransi di kawasan ASEAN bertajuk ASEAN Insurance Summit (AIS) 2016.

oleh Yanuar H diperbarui 23 Nov 2016, 20:13 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2016, 20:13 WIB

Liputan6.com, Jakarta Industri asuransi di Indonesia dinilai berkembang cukup baik meski terbayangi ketidakpastian perekonomian global.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan saat ini asuransi di Indonesia masih sejalan dengan perekonomian.

Ini diungkapkan Muliaman saat acara ASEAN Insurance Summit (AIS) 2016. Yogyakarta menjadi tuan rumah pertemuan antara regulator dan industri asuransi di kawasan ASEAN tersebut.

Beberapa poin yang jadi bahasan pertemuan diharapkan dapat menjadi integrasi antar negara di bidang ekonomi khususnya asuransi.

Menurut dia, ASEAN Insurance Summit merupakan acara besar yang mempertemukan regulator asuransi di ASEAN  dan para pelaku bisnis Asean Insurance Council (gabungan perusahaan asuransi Asean).

Indonesia yang menjadi tuan rumah diharapkan dapat mengambil pelajaran tentang prioritas asuransi termasuk soal capacity building, peningkatan jumlah sumber daya manusia (SDM) dan edukasi masyarakat. Selain itu dengan acara ini penetrasi asuransi di Indonesia semakin meningkat.

"Indonesia tantangan juga karena penetrasinya masih kecil. Kita nomor 4 di ASEAN. Dengan potensi jumlah penduduk yang sangat besar. Jumlah penduduk ASEAN yang besar maka penetrasi asuransi perlu didorong," ujar Muliaman di Royal Ambarukmo  Yogyakarta, Rabu (23/11/2016).

Muliaman mengatakan saat ini asuransi berkembang cukup bagus walaupun ada catatan ketidakpastian ekonomi global dan melambatnya ekonomi domestik. Saat ini asuransi di Indonesia masih sejalan dengan perekonomian.

Pertumbuhan diprediksi berlanjut ke tahun depan seiring perkembangan ekonomi Indonesia. Menurutnya yang paling penting adalah masyarakat sadar akan pentingnya asuransi.

Jika edukasi asuransi ke masyarakat bagus maka industri asuransi akan jauh lebih maju dari saat ini. Sehingga integrasi asuransi antar ASEAN dapat terjalin, yang kemudian melahirkan pasar tunggal asuransi di ASEAN.

"Bertahap ada persyaratan persyaratan sebelum menuju kesana. Saya kira harmonisasi dulu aturannya dan kembangkan potensi masing masing negara sebab tanpa itu, tidak ada dilandasi semangat saling menguntungkan. Sebab ada yang pintar dan belum pintar dan hanya dinikmati beberapa negara karena pasarnya besar. Tujuan dari integrasi ASEAN adalah untuk menyejahterakan bersama bukan sebagian," ujarnya.

Sementara itu Evelina Pietruschka, Sekretaris Jenderal Dewan Asuransi ASEAN (AIC) menjelaskan AIS bukan seminar biasa. Dalam acara ini akan ditemukan platform strategis di mana eksekutif stakeholder dan regulator serta para pemegang keputusan berkumpul, bertukar pikiran  dan menciptakan solusi dari kendala yang ada.

Tema AIS ke-2 ini adalah mendorong agar terjadi kolaborasi regulator dan private sektor untuk mengangkat sektor asuransi menjadi pilar ekonomi.

Ada empat isu utama yang dipetakan dalam pertemuan ini yaitu pengembangan sektor perhubungan laut, penerbangan, dan transportasi, mendekatkan kesenjangan dalam talenta asuransi, pembiayaan infrastruktur, dan pembiayaan risiko.

"Karena insurance sektor di negara yang maju menjadi salah satu pilar ekonomi dalam mendanai proyek proyek jangka panjang seperti infrastruktur," ujarnya. (yanuar H/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya