Inflasi Meroket, Venezuela Bakal Terbitkan Pecahan Uang Baru

Bank sentral Venezuela akan terbitkan enam uang kertas baru dengan denominasi beragam mulai dari 500-20.000 bolivar.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Des 2016, 11:15 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 11:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Venezuela akan terbitkan uang baru dengan pecahan mencapai 20.000 bolivar. Hal itu lantaran negara tersebut alami inflasi sangat tinggi sehingga membuat uang kertas tak berharga.

Bank sentral mengatakan akan menerbitkan enam uang kertas baru dengan denominasi beragam mulai dari 500-20.000 bolivar. Penerbitkan uang itu mulai dilakukan 15 Desember 2016.

Hyperinflasi berarti hanya sedikit sekali yang dapat dibeli dengan 100 bolivars. Angka itu hanya bernilai 15 sen atau hanya dua sen berdasarkan nilai tukar yang resmi.

Jatuhnya mata uang tersebut membuat masyarakat harus membawa uang di dalam tas ketimbang dompet. "Sebagai contoh, sepasang celana sekitar 40.000 bolivars. Yang berarti Anda membawa 400 tagihan dari dengan masing-masing 100 bolivar untuk dapat membelinya," ujar Luis Oliveros, Ekonom Caracas Metropolitan seperti dikutip dari laman CNN Money, seperti ditulis Rabu (7/12/2016).

Dia juga menilai kalau langkah bank sentral sudah terlambat. "Orang-orang telah menggunakan kartu kredit sehingga sistem pembayaran elektronik ini pun kolaps. Ini adalah masalah yang sangat serius," ujar dia.

Seperti diketahui, inflasi di Venezuela akan meningkat hampir 500 persen pada 2016. IMF memperkirakan inflasi dapat mencapai ribuan persen pada 2017.

Venezuela mengalami krisis ekonomi sehingga membuat masyarakat kekurangan makanan dan obat-obatan. Apalagi pendapatan negara sangat bergantung pada minyak. Namun sayangnya harga minyak dunia tertekan sehingga pendapatan turun. Venezuela pun dapat alami gagal utang pada pertengahan Desember.

Oliveros mengharapkan 500 dan 1.000 bolivar dapat didistribusikan ke kota-kota besar. Sedangkan enominasi yang lebih besar diharapkan dapat didistribusikan secara bertahap selama beberapa bulan ke depan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya