Arcandra Tahar Blak-blakan Persoalan di Kementerian ESDM

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengaku tidak mudah memimpin sektor ESDM bersama Menteri Ignasius Jonan

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Des 2016, 17:15 WIB
Diterbitkan 10 Des 2016, 17:15 WIB
20160816-Arcandra-Tahar-FF
Arcandra Tahar (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengaku tidak mudah memimpin sektor ESDM bersama Menteri Ignasius Jonan. Diakuinya, sampai saat ini banyak masalah yang belum bisa diselesaikan di internal Kementerian ESDM.

Arcandra mencontohkan di Ditjen Ketenagalistrikan, dia mengaku masalah yang terjadi paling besar adalah soal administrasi. Administrasi tersebut mulai dari pengelolaannya hingga hubungannya dengan PT PLN (Persero).

"Kalau dilihat apa yang terjadi sekarang, kita perlu bicara tentang teknologi apa yang cocok agar listrik kita lebih baik. Kita sekarang masih bicara soal administrasi‎," kata Arcandra di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (10/12/2016).

Selain itu, dari sektor mineral, Arcandra membuka masalah yang terjadi adalah mengenai bagaimana porses hilirisasi dan pola operasinya seperti apa. Semua ini sebenarnya sudah diatur dalam Undang-Undang‎ Minerba, hanya saja banyak yang dinilai belum pas.

Persoalan di sektor migas, Arcandra mengatakan saat ini masih diperdebatkan mengenai cost recovery. Seharusnya yang diperdebatkan adalah teknologi apa yang digunakan untuk bisa menekan cost recovery tersebut.

Sedangkan untuk sektor Energi Baru Terbarukan (EBT), masalah yang sering timbul adalah soal tarif. Soal tarif ini, dinilai Arcandra ujung-ujungnya juga bersinggungan dengan persoalan administrasi.

‎"Jadi yang datang ke ESDM hampir setiap hari adukan soal administrasi. Pak menteri bilang, kalau gitu kita ganti namanya jadi Kementerian Masalah Energi dan Sumber Daya Mineral, karena tiap hari yang datang masalah," pungkas Arcandra.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya