PLN Beli Listrik dari Bahtera Project untuk Pasokan Jawa Barat

4 menteri hari ini menyaksikan penandatanganan pembelian listrik antara PLN Distribusi Jawa Barat dengan Bahtera Project.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Des 2016, 18:48 WIB
Diterbitkan 10 Des 2016, 18:48 WIB

Liputan6.com, Jakarta 4 menteri hari ini menyaksikan penandatanganan pembelian listrik antara PLN Distribusi Jawa Barat dengan Bahtera Project. Menteri yang menyaksikan yaitu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Wakil Menteri ESDM Arcandra Thahar.

Penandatanganan ini dilakukan dalam acara‎ Indonesianisme Summit yang diselenggarakan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA-ITB) di Grand Sahid Jaya, Jakarta.

Ismaryanto, Marketing Director Hidro Turbin Indonesia mengatakan, untuk memasok listrik kepada PLN Distribusi Jawa Barat, Bahtera Project akan membangun pembangkit listrik mini hidro dengan kapasitas 2x2 megawatt di Garut, Jawa Barat. Diperkirakan pembangunan tersebut akan rampung dalam waktu 2 tahun.

“Projek mini hidro tersebut akan menggunakan turbin air yang diproduksi HITI (Hidro Turbin Indonesia). Turbin air ini merupakan produk dalam negeri yang dihasilkan oleh HITI, perusahaan yang dikembangkan oleh tiga orang alumni ITB,” ujar Ismaryanto di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (10/12/2016).

Ismaryanto mengatakan, penandatangan MoU pembelian listrik tersebut merupakan bentuk dukungan konkret terhadap pengembangan produk dalam negeri, sesuai dengan semangat Indonesianisme Summit yakni untuk mencintai produksi Indonesia dan spirit untuk menggalang sinergi dan membentuk jaringan industri antara pemerintah, BUMN, korporasi swasta dan tecnopreneur.

Kehadiran sejumlah menteri dalam acara MoU pembelian listrik di Indonesianisme Summit juga dapat menjadi “branding” bahwa produk Indonesia pun memiliki daya saing kuat sehingga bisa bersaing dengan produk-produk sejenis dari luar negeri.

Ismaryanto mengatakan, selama ini kebutuhan untuk proyek pembangkit listrik mini hidro banyak diimpor dari China, India dan negara-negara Eropa Timur.

“Kami, alumni ITB tergerak untuk mengembangkan turbin air dan peralatan lainnya karena sebetulnya putera Indonesia sudah menguasai teknologinya, selain karena materialnya juga sudah tersedia di negara kita. Itu sebabnya kami mendirikan HITI dengan tujuan merebut pasar di Indonesia yang selama ini dikuasai produk-produk impor,” tambahnya.

Dikatakan, pembangkit mini hidro dengan kapasitas antara satu hingga 10 megawatt tersebut banyak dikembangkan oleh pengembang di daerah Garut, kawasan Danau Toba, Sulawesi dan Papua.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, sebenarnya Indonesia sudah memiliki industri yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi industri inti karena selama ini sektor-sektor itu sudah menjadi juara di pasar dalam negeri maupun ekspor seperti industri makanan dan minuman.

Sedangkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menambahkan, sudah saatnya Indonesia sebagai bangsa yang besar dan memiliki pasar yang besar untuk menunjukkan keberpihakannya kepada industri dalam negeri.

“Kami di Kementerian Perhubungan akan berupaya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada industri alat angkut di dalam negeri seperti PT INKA, PT PAL, PT DI untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada,” tambahnya.‎ (Yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya