Harga Emas Naik Terpicu Pelemahan Dolar dan Wall Street

Kenaikan suku bunga pada tahun depan diprediksi bisa mendorong mata uang AS lebih tinggi, membuat harga emas lebih mahal lagi.

oleh Nurmayanti diperbarui 17 Des 2016, 07:12 WIB
Diterbitkan 17 Des 2016, 07:12 WIB

Liputan6.com, New York - Harga emas naik pada perdagangan di akhir pekan ini, terpicu pelemahan dolar dan saham AS, yang terimbas sinyal Federal Reserve kemungkinan akan kembali menaikkan kenaikan suku bunga lebih dari perkiraan sebelumnya pada tahun 2017.

Melansir laman Reuters, Sabtu (17/1/2016) harga emas naik 0,6 persen menjadi US$ 1.135,16 per ounce. Logam ini mencapai posisi US$ 1.122,35 pada Kamis kemarin, merupakan yang terlemah sejak 2 Februari dan turun 2 persen sepanjang minggu ini.

Harga emas naik ke posisi tertinggi setelah para pejabat AS mengatakan bahwa kapal perang China telah merebut drone bawah air yang digunakan kapal oseanografi AS di Laut Cina Selatan.

"Ini memberi emas sedikit dorongan. Sepertinya kedua belah pihak mencoba untuk menakuti satu sama lainnya, "kata Bill O'Neill, co-founder dari Logic Advisors.

Adapun Dolar turun dari posisi tertingginya dalam 14 tahun pada hari Kamis terhadap sekeranjang mata uang negara lainnya.

"Kenaikan suku bunga pada minggu ini dari The Fed dan prospek hawkish untuk tahun depan meninggalkan dampak cukup negatif untuk emas," ujar Warren Patterson dari  ING commodity strategist.

Kenaikan suku bunga pada tahun depan diprediksi bisa mendorong mata uang AS lebih tinggi, membuat harga emas lebih mahal lagi.

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya