Liputan6.com, Yogyakarta - Menjelang pergantian tahun baru, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi tidak hanya sibuk blusukan memantau arus lalu lintas di bandara, terminal, pelabuhan dan stasiun. Di penghujung tahun ini, Budi Karya juga menyiapkan resolusi yang diharapkan dapat tercapai di 2017. Resolusi tersebut adalah menjadikan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) dan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta sebagai hub internasional.
"Resolusi tahun depan, saya ingin jadikan Bandara Soetta dan Tanjung Priok sebagai hub internasional. Sekarang kan baru domestik," kata Budi Karya saat berbincang dengan wartawan di Yogyakarta, seperti ditulis Rabu (28/12/2016).
Caranya supaya Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub internasional jalur laut, kata Budi Karya, pertama soal tarif transhipment, konsolidasi barang, dwelling time atau waktu tunggu bongkar muat di pelabuhan, dan kerjasama internasional.
Advertisement
Lebih jauh lanjutnya, pemerintah telah menurunkan tarif transhipment atau bongkar muat kapal di tengah laut dari US$ 85 menjadi US$ 35. Budi Karya menambahkan, dwelling time di 4 pelabuhan, seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar sudah tinggal 2 hari-3 hari.
"Tapi masih ada masalah banyak kapal menunggu untuk konsolidasi barang yang tidak datang dari luar, jadi dwelling time bagus tapi waktu tunggu meningkat. Hal ini bisa selesai dengan cara mengumpulkan barang dari pelabuhan-pelabuhan," jelasnya.
Baca Juga
Sambungnya, koordinasi barang-barang ini prioritas di pelabuhan-pelabuhan kecil, baik secara langsung di pelabuhan atau menyediakan alatnya. Pemerintah akan mengembangkan kapal RoRo dari Jakarta-Semarang-Surabaya untuk koordinasikan barang tersebut.
"Kita sudah minta kepada pelabuhan selain itu untuk rela melakukan transhipment di Jakarta. Tapi proses ekspor itu sudah terjadi di masing-masing pelabuhan, jadi tinggal pemindahan barang," dia menerangkan.
Terakhir, Budi Karya bilang, perlu bekerjasama dengan perusahaan logistik internasional untuk mewujudkan cita-cita menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai Hub Internasional. "Ini pun kita masih harus berjuang, harus berkompetisi dengan pelabuhan lain di negara tetangga," tegasnya.
Sementara untuk Bandara Soetta, Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini mengatakan, ada beberapa cara untuk membawa bandara internasional tersebut sebagai Hub Internasional di jalur penerbangan.
"Sekarang kan mau nambah penerbangan di Bandara Soetta penuh dengan 86 frekuensi, tambah runway pun frekuensi jadi 100 dan itu juga penuh. Strateginya mengurangi dan mengoptimalkan penerbangan menuju Jakarta dan Bali," terangnya.
Dijelaskan Budi Karya, dengan membuat star hub (bandara pengumpul) di bandara lainnya, seperti di Bandara Adi Soemarmo, Solo. "Dibuat lagi di bandara di Palembang, Semarang, dan bandara lainnya. Jadi orang Semarang mau ke Palembang, tidak usah ke Jakarta, langsung saja," paparnya.
Kemudian, katanya, memberikan insentif kepada maskapai penerbangan yang membuka jalur penerbangan langsung ke luar negeri. Contohnya Garuda Indonesia yang membuka rute Jakarta-India.
"Yang paling minat itu India dan negara di Timur, seperti China, Korea, Jepang, Bangladesh buka rute penerbangan dari Indonesia. Ini bisa terwujud kalau semua mau komitmen," tandas Budi Karya. (Fik/Gdn)
Â