Liputan6.com, Jakarta Pilihan masyarakat berinvestasi kini sudah bervariasi. Namun, sebagian besar masyarakat masih memilih tanah sebagai pilihan berinvestasi karena berharap pada imbal hasil yang tinggi.
Tanah ini, yang menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjadi pesaing terbesar investasi di pasar modal. "Saya tahu saingan pasar modal, investasi di tanah," kata dia saat menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat (30/12/2016).
Bukan hanya para konglomerat, ketergantungan pada investasi tanah juga terjadi pada masyarakat kelas menengah bawah.
Baca Juga
"Rakyat kita sangat banyak melakukan spekulasi tanah termasuk konglomerat bukan hanya rakyat kecil. Menurut saya pasar modal bisa bersaing dengan itu. Mudah-mudahan pasar modal kita makin berjaya," tutur dia.
Menko Darmin secara resmi menutup perdagangan saham di akhir tahun 2016. Dia menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang awalnya dijadwalkan untuk menutup perdagangan di penghujung tahun ini.
Advertisement
Pada penutupan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 5.296,71 atau meningkat 15,32 persen year to date (ytd). Akhir tahun lalu IHSG di level 4.593.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, pasar modal Indonesia mampu bertahan kendati kondisi ekonomi global tidak menentu. Bahkan, dia mengatakan capaian pasar modal Indonesia termasuk gemilang lantaran masuk 5 besar di dunia. "Tertinggi ke lima dan kedua di Asia Pasifik," kata dia.
Dia mengatakan, kondisi tersebut lebih baik dibanding dengan negara lain. Dia bilang, kinerja pasar modal merefleksikan kinerja pemerintah. "Semua pencapaian ini refleksi terhadap potensi ekonomi Indonesia," tukas dia. (Amd/Nrm)