Menko Darmin: Tanah Jadi Pesaing Investasi di Pasar Modal

Bukan hanya para konglomerat, ketergantungan pada investasi tanah juga terjadi pada masyarakat kelas menengah bawah.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 30 Des 2016, 18:40 WIB
Diterbitkan 30 Des 2016, 18:40 WIB
Investasi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai tanah menjadi pesaing terbesar investasi di pasar modal.

Liputan6.com, Jakarta Pilihan masyarakat berinvestasi kini sudah bervariasi. Namun, sebagian besar masyarakat masih memilih tanah sebagai pilihan berinvestasi karena berharap pada imbal hasil yang tinggi.

Tanah ini, yang menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjadi pesaing terbesar investasi di pasar modal. "Saya tahu saingan pasar modal, investasi di tanah," kata dia saat menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat (30/12/2016).

Bukan hanya para konglomerat, ketergantungan pada investasi tanah juga terjadi pada masyarakat kelas menengah bawah.

"Rakyat kita sangat banyak melakukan spekulasi tanah termasuk konglomerat bukan hanya rakyat kecil. Menurut saya pasar modal  bisa bersaing dengan itu. Mudah-mudahan pasar modal kita makin berjaya," tutur dia.

Menko Darmin secara resmi menutup perdagangan saham di akhir tahun 2016. Dia menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang awalnya dijadwalkan untuk menutup perdagangan di penghujung tahun ini.

Pada penutupan perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 5.296,71 atau meningkat 15,32 persen year to date (ytd). Akhir tahun lalu IHSG di level 4.593.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, pasar modal Indonesia mampu bertahan kendati kondisi ekonomi global tidak menentu. Bahkan, dia mengatakan capaian pasar modal Indonesia termasuk gemilang lantaran masuk 5 besar  di dunia. "Tertinggi ke lima dan kedua di Asia Pasifik," kata dia.

Dia mengatakan, kondisi tersebut lebih baik dibanding dengan negara lain. Dia bilang, kinerja pasar modal merefleksikan kinerja pemerintah. "Semua pencapaian ini refleksi terhadap potensi ekonomi Indonesia," tukas dia. (Amd/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya