Pengusaha Nilai Harga Daging Kerbau Bisa Lebih Murah

Pengusaha minta pemerintah evaluasi importir tunggal untuk daging kerbau asal India.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 02 Jan 2017, 22:00 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2017, 22:00 WIB
Daging kerbau
Sejumlah daging kerbau pada acara sosialisasi di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Jumat (2/9). Dalam kesempatan ini, Perum Bulog menjual harga ke konsumen seharga Rp 65 ribu per kg dan Rp 60 ribu per kg untuk harga distributor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha meminta pemerintah mengevaluasi kebijakan penunjukan Perum Bulog sebagai importir tunggal daging kerbau India. Menurut pengusaha, dengan melibatkan swasta maka harga daging kerbau bisa lebih murah.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan, pemerintah harus melakukan evaluasi apakah kebijakan tersebut sudah tepat atau tidak.

"Kami berharap supaya seperti daging kerbau ke depan perlu disamping sosilisasi apakah memang penunjukan Bulog itu sebagai importi tunggal sudah pas," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (2/1/2017).

Dia menuturkan,  Bulog sendiri sebenarnya tidak memiliki pengalaman untuk distribusi daging. Dia bilang, saat ini Bulog memanfaatkan jaringan para importir untuk mengedarkan kerbau. Jadi jika kerbau itu langsung disebarkan oleh swasta, maka harga daging kerbau lebih lebih murah.

"Menurut hemat kami harga Rp 65 ribu per kg sebenarnya bisa ditekan lebih murah kalau membuka keran impor kepada  swasta juga, jangan dimonopoli Bulog," kata dia.

Dia bahkan meyakini harga daging kerbau bisa di bawah Rp 65 ribu per kg. "Kalau swasta, tidak Rp 65 ribu per kg bahkan bisa di bawahnya. Jadi berharap ke depan mengevaluasi ini," ujar dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya