Liputan6.com, New York - Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump kembali menegaskan bahwa dirinya tidak ingin berbisnis saat dia memimpin AS. Trump tidak ingin ada konflik kepentingan dalam hal itu.
Dalam konferensi pers Rabu kemarin, seperti dilansir dari Forbes, dia mengatakan bahwa dirinya tidak akan benar-benar melepaskan diri dari bisnisnya. Bisnisnya itu akan dijalankan oleh anaknya yang juga CFO perusahaan, Allen Weisselberg.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kesempatan itu juga, Trump menyebutikan bahwa dia didekati miliarder asal Dubai yang menawarkan kerja sama senilai US$ 2 miliar setara Rp 26 triliun (kurs US$ 1: Rp 13.000) di bidang properti. Tapi dia menolak.
"Saya harus mengatakan satu hal. Akhir pekan lalu, saya ditawari kerja sama di Dubai senilai US$ 2 miliar dengan orang yang sangat hebat, pengembang hebat dari Timur Tengah, Hussain, Damac, teman saya. Saya ditawari kerja sama US$ 2 miliar di Dubai. Saya menolaknya,".
"Saya tidak harus menolaknya, karena Anda tahu saya tidak punya kepentingan karena saya presiden," tutur Trump.
Belakangan diketahui nama miliarder tersebut adalah Hussain Sajwani, pendiri dan petinggi DAMAC Group, pengembang properti multinasional di Uni Emirat Arab.
Disebutkan bahwa Trump, secara tidak sengaja menunjukkan adanya potensi konflik kepentingan yang besar yang masih ada, bahkan hingga dia dilantik sebagai Presiden AS 20 Januari mendatang.
Meski dia sudah melimpahkan manajemen perusahaannya dan berjanji untuk melimpahkan keterlibatannya, dia akan tetap mendapatkan keuntungan dari transaksi bisnis.
Selain itu juga dia diprediksi akan tetap memegang kendali perusahaan saat akhir masa baktinya. Sajwani, juga pernah bekerja sama dengan Trump di sektor properti yaitu proyek padang golf mewah di Dubai.