Rupiah Kembali Menguat ke 13.307 per Dolar AS

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.307 per dolar AS hingga 13.357 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Jan 2017, 13:10 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2017, 13:10 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Pemerintah telah menyiapkan langkah antisipasi kenaikan inflasi.

Mengutip Bloomberg, Kamis (26/1/2017), rupiah dibuka di angka 13.319 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.361 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.307 per dolar AS hingga 13.357 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah mampu menguat 1,07 persen.

Sedangkan berdasarkann Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.325 per dolar AS, menguat jika dibandingkan patokan sebelumnya yang ada di angka 13.340 per dolar AS.

Nilai tukar dolar AS menguat seiring dengan penguatan bursa AS. Indeks saham Dow Jones menguat 155,38 poin atau 0,78 persen ke level 20.068,09.

Indeks saham S&P 500 mendaki 18,33 poin atau 0,80 persen ke level 2.298,4. Indeks saham Nasdaq menanjak 55,38 poin atau 0,99 persen ke level 5.656,34.

Kebijakan ekonomi Donald Trump memberikan optimisme kepada pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Dengan optimisme tersebut mendorong penguatan nilai tukar dolar AS. "Ini jelas menjadi tonggak bagi pasar dan investor mulai mendapatkan kejelasan," ujar Analis UBS Julian Emanuel.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, penguatan dolar AS di pasar global kembali menekan rupiah di perdagangan Rabu tetapi kembali menguat pada hari ini karena anjloknya dollar index semalam.

Pemerintah dan BI menyiapkan langkah menekan inflasi, pertanda semakin tingginya kekhawatiran terhadap kenaikan angka inflasi di 2017. Inflasi yang naik lebih cepat dari inflasi rekan dagang Indonesia, bisa menyebabkan tekanan depresiasi rupiah di masa depan. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya