Posisi Wadirut di Pertamina Dihapus

Sesuai dengan alasan Menteri BUMN, Wadirut dilahirkan untuk menghubungkan sektor hulu dengan sektor hilir di internal Pertamina.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Feb 2017, 12:50 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2017, 12:50 WIB
Wakil Direktur Utama (wadirut) PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang.
Wakil Direktur Utama (wadirut) PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menghapus posisi wakil direktur utama (wadirut) di PT Pertamina (Persero). Posisi wadirut ada sejak Oktober 2016, atau hanya berusia kurang lebih empat bulan.

Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng mengatakan, penghapusan posisi wakil direktur utama ini berbarengan dengan pemberhentian Dwi Soetjipto dari posisi direktur utama (Dirut) Pertamina dan Ahmad Bambang dari posisi Wadirut Pertamina.

"‎Memang dalam organisasi paling penting kami di Dewan Komisaris adanya team work. Cuma memang struktur itu mengganjal akan terjadinya kerja sama tim yang efektif. Oleh karenanya kami menghargai RUPS hari ini meniadakan posisi wadirut itu," kata Tanri di Kementerian BUMN, Jumat (3/2/2017).

Dengan adanya perubahan komposisi direksi di Pertamina ini, Tanri mengaku nanti akan melakukan penyesuaian AD/ART yang ada di internal perusahaan.

Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo, mengungkapkan adanya jabatan Wadirut di Pertamina karena saat itu sangat dibutuhkan.

Sesuai dengan alasan Menteri BUMN, wadirut dilahirkan untuk menghubungkan sektor hulu dengan sektor hilir di internal Pertamina. Namun, kata dia, dalam pelaksanaannya justru jabatan ini memperlambat pengambilan keputusan di Pertamina.

"Kan masalah kerja sama dan kekompakan perlu dijaga, jadi kalau misalnya menejemen tidak berani mengambil keputusan banyak yang tertunda, proyek itu akan tertinggal. Jadi masalah kecepatan mengambil keputusan itu akan menentukan Pertamina ke depan," papar Gatot.

Sampai saat ini, pihaknya menyatakan akan berkomunikasi dengan Dewan Komisaris Pertamina untuk membentuk AD/ART yang baru dan menunjuk direktur utama definitif.

"Apakah direksi akan delapan atau nanti dikembalikan ke tujuh, nanti kita lihat dulu. Kita coba akan carikan model lain untuk menjembatani hulu dengan hilir ini. Kita ada waktu 30 hari ke depan, kalau bisa kurang dari itu," tutup Gatot. (Yas/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya