Pertamina Beli Gas dari Chevron

Gas itu akan dialokasikan untuk sektor transportasi dan jaringan gas rumah tangga di Balikpapan, Kaltim.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Feb 2017, 20:42 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2017, 20:42 WIB

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) membeli gas dari Chevron Indonesia Company sebesar 1,5 MMSCFD. Gas tersebut akan dialokasikan untuk sektor transportasi dan jaringan gas rumah tangga di Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani mengatakan, Pertamina telah menandatangani jual beli gas untuk pasokan Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) dan Jaringan Gas Rumah Tangga penugasan pemerintah kepada Pertamina di Balikpapan.

"Pasokan gas bersumber dari lapangan-lapangan pemasok, yaitu Chevron Indonesia Company dengan volume sebesar 1,5 MMSCFD yang berlaku hingga 2018," kata Yenni, di Jakarta, Selasa (7/2/2017).

Dari pasokan tersebut, 1 MMSCFD diperuntukkan bagi SPBG Mother Station Rapak Balikpapan dan 0,5 MMSCFD diperuntukkan bagi jaringan gas rumah tangga di Balikpapan. Ada sekitar 3.849 sambungan rumah tangga yang akan mendapatkan pasokan gas dari jaringan yang dioperasikan oleh PT Pertagas Niaga.

Pembangunan dan pengoperasian jaringan gas bumi untuk rumah tangga (Jargas) kota Balikpapan ini merupakan penugasan Pemerintah kepada PT Pertamina (Persero) dengan APBN 2016 sebesar Rp 49,7 miliar. Ini berdasarkan Kepmen ESDM No.4822K/12/MEM/2015.

Selanjutnya PT Pertamina (Persero) menugaskan afiliasinya PT Pertagas Niaga (PTGN) untuk mengelola dan mengoperasikan jaringan gas  dengan bekerjasama melalui BUMD setempat.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja menuturkan, pasokan gas bumi untuk rumah tangga sangat terjamin, sehingga tidak ada kekhawatiran gangguan pasokan. Selain itu, penggunaan energi tersebut juga bisa mengurangi impor dan subsidi (Liquified Petroleum Gas/LPG) secara signifikan, sehingga tidak lagi memberatkan keuangan negara.

"‎Warga kini tidak perlu khawatir lagi dengan adanya kelangkaan gas," tutur Wiratmaja.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya