Liputan6.com, Jakarta Beberapa kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi perhatian dunia. Beberapa janji-janji semasa kampanye yang kontroversial direalisasikan. Tentu saja kebijakan tersebut menimbulkan pro dan kontra.
Mantan Menteri Keuangan RI Chatib Basri mengakui memang beberapa kebijakan Trump yang telah keluar cukup kontroversial. Namun, Chatib memperkirakan Trump tidak akan lagi menjalankan kebijakan-kebijakan yang kontroversional dalam beberapa bulan ke depan.
Advertisement
Baca Juga
"Biasanya setiap presiden, dimana pun negaranya akan menjadi presiden yang normal itu setelah enam bulan dilantik, begitu juga dengan Trump," kata Chatib dalam Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmount, Jakarta, Rabu (8/2/2017).
Donald Trump akan menghadapi berbagai hal yang menjadi pertimbangan sebelum menjalankan berbagai kebijakannnya, seperti mulai dari anggaran pemrintahan dan dampak-dampak yang ditimbulkan.
Sebagai contoh, kebijakan pencekalan warga negara asing yang berasal dari 7 negara berbasis Islam. Meski kebijakan itu sempat dijalankan namun akhirnya kebijakan itu ditangguhkan.
Chatib juga menyebutkan, ketidakpastian global saat ini justru tertuju pada Trump. Bukan pada AS sebagai sebuah negara. "Ketidakpastian yang paling besar adalah Trump, bukan Amerika," ujar dia.
Chatib pun mengaku kaget karena dalam pelantikannya Donald Trump tak mengubah misinya yang mengedepankan kepentingan AS. "Saya kaget waktu inagurasinya masih seperti kampanye," ujar dia.
Dengan kondisi tersebut, dia mengatakan pesan yang disampaikan Trump jelas. Dia bilang, Trump akan menerapkan proteksionisme. "Pesannya jadi clear proteksionis," tutup Chatib. (Yas/Gdn)