Pilkada 2017 Tak Berdampak Besar ke Ekonomi Masyarakat

INDEF menilai pilkada kali ini justru lebih banyak memberikan dampak negatif khususnya bagi iklim investasi dan kepercayaan asing.

oleh Septian Deny diperbarui 09 Feb 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2017, 14:00 WIB
Pilkada 2017
Pilkada 2017

Liputan6.com, Jakarta Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada awal tahun ini diprediksi tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017. Hal ini karena proses demokrasi tersebut tidak banyak ‎berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat.

Direktur Eksekutif Indef Enny Sri Hartati mengatakan, biasanya penyelenggaraan Pilkada selalu berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat kecil dan menengah melalui belanja kampanye. Salah satunya melalui pemintaan atribut kampanye seperti spanduk, kaos, bendera dan lain-lain.

"Biasanya kalau ada Pilkada pengeluaran dari parpol (partai politik) itu ke dampak ke ekonomi seperti untuk buat kaos, atribut kampanye lain. Ini otomatis membuka lapangan kerja, dan ujungnya meningkatkan daya beli masyarakat," ujar dia di Jakarta, Kamis (9/2/2017).

Dia menuturkan, belanja kampanye pada Pilkada 2017 lebih banyak mengarah pada lembaga nonprofit rumah tangga (LNPRT) seperti konsultan politik, lembaga survei, lembaga sosial masyarakat dan lain-lain yang ditujukan untuk memobilisasi massa.

"Belanja untuk mobilisasi masa itu cukup signifikan, tapi itu tidak berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat. Ini lebih banyak ke konsultan politik, untuk iklan. Itu yang dapat aliran dana Pilkada," ungkap dia.

Selain itu, pada Pilkada kali ini justru lebih banyak memberikan dampak negatif khususnya bagi iklim investasi dan kepercayaan asing. Hal ini seiring dengan munculkan gejolak yang mengatasnamakan agama, ras dan suku.

"Pilkada ini malah orang lebih dikhawatirkan, takut ada kerusuhan. Ini kan malah mengerem investasi," tandas dia.(Dny/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya