Jokowi Ingin Kirim Anak Nelayan Sekolah ke Jepang

Presiden Jokowi tertarik dengan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Waiheru, Ambon.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 10 Feb 2017, 11:45 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2017, 11:45 WIB
Jokowi cek pelabuhan di Kota Ambon, Maluku
Jokowi cek pelabuhan di Kota Ambon, Maluku (Biro Pers)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo tertarik dengan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri Waiheru, Ambon, Maluku, salah satu satuan pendidikan menengah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Jokowi pun ingin memberangkatkan lulusan sekolah ini ke Jepang.

Di sekolah ini, terdapat satu pelajaran yang mendidik para siswa untuk membudidayakan kerang mutiara. Hal ini yang dianggap Jokowi perlu dikembangkan mengingat potensi mutiara Indonesia sangat bagus.

Di SUPM ini, saat ini ahli dalam proses operasi atau penanaman nukleus pada kerang mutiara dimiliki oleh Jepang. Nukleus untuk kerang tersebut didatangkan langsung dari Jepang. Karena itu, saat ini, SUPM Waiheru masih meminta bantuan Jepang dalam hal nukleus dan ahlinya.

‎"Agar diseleksi lima sampai enam siswa setelah lulus, terutama dari anak-anak nelayan, untuk disekolahkan ke Jepang mempelajari kerang mutiara," kata Jokowi, Jumat (10/2/2017).

Dalam pelaksanaannya, Jokowi meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk menindaklanjuti hal ini. Saat ini, diakuinya produk mutiara dari Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia. Jokowi ingin itu terus dikembangkan.

"Belajar yang sebaik-baiknya karena potensi laut sangat besar. Nanti Bapak Kepala Sekolah akan seleksi lima sampai enam orang, nanti kita tunggu anak-anak nelayan yang cerdas, kita sekolahkan ke Jepang‎," pesan Jokowi.

‎Pendidikan vokasi yang diselenggarakan SUPM saat ini memiliki porsi praktik 70 persen dan teori 30 persen dan pendekatan teaching factory untuk menghasilkan wirausaha muda di sektor kelautan dan perikanan.

Sebanyak 46 persen peserta didik merupakan anak pelaku utama kelautan dan perikanan (nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam) yang tidak mampu.

Kepala SUPM Waiheru Achmad Jais Ely menambahkan, SUPM Waiheru selain mendidik 550 siswa, juga mendidik para siswa di 45 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang melakukan praktik magang di SUPM Waiheru.

“Rata-rata mereka magang selama sebulan. Kami memiliki fasilitas yang paling lengkap dibanding semua SMK tersebut. Kami memberikan pemahaman tentang kompetensi dan kami juga berikan sertifikat. Ini sertifikat dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), karena kami sudah dapat lisensi dari BNSP. Sesuai amanat Bapak pada Inpres (Instruksi Presiden) tentang revitaslisasi SMK kami telah lakukan dan wujudkan, dibuktikan dengan 45 SMK yang magang di sekolah ini,” ucap Jais.

Dijelaskan Jais, pihaknya juga bekerja sama dengan Komando Daerah Militer XVI/Pattimura dalam Program Emas Biru. Kerja sama ini dilakukan untuk melatih dan mendampingi masyarakat Ambon dan sekitarnya dalam melakukan kegiatan budi daya ikan pada keramba jaring apung. (Yas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya